Selasa, 25 Desember 2012

Ketika tanganmu disentuh

Ketika tanganmu disentuh
20 jan12




Aneh rasanya ketika tanganmu disentuh bocah bocah cilik dan dan dicium sembari mereka mengucapkan selamat pagi ibu, assaalamualaikum. Aku merasa segan, terharu, dan bingung.....
Ketika tangan-tanganmu disentuh


Hari ini aku mampir ke kelas 6 terlebih dahulu sebelum ke kantor. Siswa-siswi kelas 4, 5,6 sedamg bersih bersih karena rupanya banyak kotoran disini. Hmhmh tapi kotoran apa ya??? Ya..ini adalah kotoran kambing sisa pembuangan mereka semalam. YA, inilah SD Bojong 2 yang pagi di huni murid yang menuntut ilmu dengan riang dan dijadikan peraduan sore dan malam oleh para teteman kambing. 


Sejurus saya menyapa dengan salam dan sedikit Wilujeng Enjing.. Tampak mereka kaget dan malu-malu dan langsung bersigap. Mungkin, mereka menyangka aku akan masuk dan memulai pelajaran. Ya. Ya...aku hanya tersenyum sambil berkata hai,,,,assalamualaikum. Hmhmh, tiba-tiba diotakku terpikir apa yang mungkin mereka katakan, mungkin seperti ini kali ya...’hmhm, ini anak otanya kotanya”.....

Aku menyusuri sekolah yang kemaren tak sempat kuobservasi lebih jauh. Tampak musholla dan perpus yang kumuh bahkan layaknya disebut gudang kecil sumpek kotor. Seluruh Aktivitas pagi kupotret satu persatu anak-anak terkejut sambil tersenyum karena kumemotretnya

Di depan perpus, tampak seorang anak yang sedang berjualan makaronii....siapakah dia??Hmhmh, rupanya dia bernama agung murid kelas6. Hmhmh dalam hati aku berkata, “ini dia murid kelas 6 yang pertama kukenal. Namanya Agung. Insyaallah dia bakal jadi perngusaha di masa depan. Hehe. Walaupun di suatu hari di beberapa hari kemudian agung, yang kecil mungil ini justru bercita menjadi ABRI.
---
Kami pun disambut dengan tarian. Wah. Unyu tariannya. Ada anak laki-laki yang tampak dari ronanya malu-malu menari. Tentu saja, ia menjadi penari utama, di tengah gadis-gadis gelis dan akang-akang kasep. Hehe. Namanya ari, dan dia adalah anak terbangor dan ternakal yang kelak akan sangat sering salam jari kelingking denganku, dan kelak aku punya cerita tersendiri tentangnya.
---
Aku berkenalan dengan mereka siang itu. Ya, perkenalkan nama ibuk sentia. Ibu guru berasal dari Universitas Indonesia. Itu letaknya dimana?????. “jakarta, ada beberapa dri mereka yang berkomentar. Ya, tapi lebih tepatnya di depok, sih. Mereka tampak bingung dan suatu hari di beberaa hari kemudian aku baru tahu bahwa mereka bingug karena Depok yang ada dalam persepsi mereka adalah depok dekat desa mereka. Pantas saja mereka bingung hari itu. Pasti mereka tidak pernah percaya ada kampus di Depok yang pernah mereka kenal.hehe
Hari ini aku hanya diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri dan mengetahui nama mereka. Aku mampiri mereka satu persatu kutanyakan namanya dengan penuh senyuman seorang kakak...hmhm atau lebih tepatnya seorang guru baru. Tentu aku mesti mencatat nama mereka dan posisi mereka karena kelemahanku mengingat nama orang harus aku atasi bagaimanapun caranya. Gak appreciated banget kiranya jika aku tak hapal nama anak-anakku sendiri. Hmhm..sedikit aneh rasanya..padahal sebenrnya aku berencana mengenalkan diriku sebagai kakak tepatnya uni sentia. Tapi para guru khawatiir, anak-anak jadi semakin bangor jika kami mengenalkan diri seagai kakak. Hmhmh..ngomong-ngomong rupanya di suatu hari di beberapa hari kemudian aku baru menyadari bahwa hanya aku masih bertahan hingga akhir dengan panggilan ibu. Hmhm secara diam-diam para pengajar lain sepakat hanya akan memanggil kata ibu atau bapak ketika disidak wali kelas, selebihnya mereka akan dipanggil kakak. Haha. Dan aku baru menyadari emang benar ketika kamu memperlakukan diri sebagai seorang ibu dan kakak maka akan totally berbeda. Dan entah kenapa akhirnya aku bersyukur, karena mmang seharusnya aku memposisikan diri seebagai ibu di depan kelas 6 yang lagi ABG dan dalam euphoria puberitas.


Selain meminta mereka mengenalkan nama mereka, aku juga meminta mereka menyebutkan cita-cita mereka dan tempat tinggal....
Tempat tinggal karena kau pengen tahu mereka tinggal dimana aja.konon kabarnya mereka tinggalnya jauh-hjauh dari sekolah. bisa 1-2 kilo dan mesti ditempuh dengan berjalan kaki..Akupun berencana mengunjungi rumah mereka satu persatu. Pengen mengenal lingkungan, ayah,ibu, adik, dan anak-anak ini lebih intim.hehe

KAlau cita-cita tentu saja ku harus tahu, karena tujuan paling mendasar GUIM addalah mengajarkan mereka untuk pantang menyerah, untuk berpikir lebih luas, dan percaya dengan keajaiban cita-cita..hehe..Oya, ruapanya semua anak laki-laki disini bercita jadi permain sepak bola keculai Agung yang yang ingin jadi ABRI..hmhm kenapa ya mereka pengen jadi pemain sepak bola semua???aneh-___-

Lain yang perempuannya yang gelish dan semakin gelish dengan balutan jilbabnya*tapi aku gak tahu apakah mereka di luar sekolah pake jilbab juga atau tidak*....nah, setengah dari mereka bercita jadi Dokter, beberapanya lagi guru, dan 1-2 orang bercita jadi pemain voli dan tenis...Okay lah...aku dan anak-anak selalu memeberikan tepukan 'circle dan doa amin disaat setiap anak menyebutkan citanya*..siapa tahu doanya mustajab, kan...

Tapi dibalik Mimpi mereka tinggi, i saat itu mereka hanya bercita untuk sekolah hingga MTsN/SMP...Ya, disini masuk sekolah aja sudah hebat, dan tamtan SMP sudah dianggap.

.#tugaskuakanberatkarenainibersangkutandenganparadigmapendidikandimasyarakatdan katdanaanak-anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar