DIMATAKU,
PEMIMPIN ITU...
oleh
Tika
Dwi Ariyanti
Fakultas
Psikologi UI 2009
Pertanyaan
Besar...
Apa yang kamu pikirkan pertama kali
ketika mendengar kata pemimpin?
Apa? Aduh maaf tidak terdengar...
Suara jawabanmu sayup-sayup tak
sampai ke telingaku, kawan.
Ternyata dari tempatku
memerhatikanmu dan tempat mu membaca tulisan ini terbentang jarak yang cukup
jauh.
Meskipun begitu, aku yakin, pasti
jawaban yang keluar dari sekalian kamu sangat beragam. Tenang saja, berbicara
tentang pemimpin itu tidak ada jawaban benar maupun salah karena masing-masing
memiliki pandangannya dan tentu semuanya sah-sah saja J
Jawaban mu dengan jawaban
teman-teman lain bisa jadi sama, bisa jadi juga berbeda. Begitu juga antara
jawaban mu dengan jawaban ku.
Ini
Jawabanku...
Hmm, berdasarkan pengalaman pribadi
ku dan pengamatan yang ku lakukan, pemimpin itu adalah seorang yang terdiri
dari dua hal besar yaitu yang pertama jelas dan yang kedua fokus.
Apakah ada yang menjawab sama
denganku? J
Untuk memahami lebih lanjut tentang
“Dimataku, Pemimpin Itu...” aku akan mengajakmu berpetualang menelusurinya.
Yang
Pertama, Jelas..
Tentang jelas ini, aku membaginya
lagi menjadi dua yaitu jelas tahu siapa dirinya dan jelas tahu tentang tujuannya.
Oke, langsung yah J
Jelas
Tahu Tentang Dirinya...
When you know who you are, you will know why you
live in this world
Tika Dwi Ariyanti
Cukup banyak dari kita yang masih
bertanya, ‘siapa ya saya dan untuk apa ya saya hidup di dunia ini?’ Sebelum
melangkah menjadi seorang pemimpin, hal pertama kali yang harus dilakukan
adalah menjawab dengan jelas pertanyaan tersebut.
Sebab
seorang pemimpin adalah yang selesai dengan dirinya sendiri, sudah tidak
terlalu berkutat dengan kepentingan kebutuhan dasar kehidupan pribadinya,
sehingga mampu berkontribusi untuk memikirkan dan bertindak untuk kepentingan
orang banyak
Arief Munandar
Dari pemaparan diatas dapat
disimpulkan sementara bahwa pemimpin itu harus jelas tahu dan sadar tentang dirinya
baik keberadaannya sebagai individu maupun keberadaannya sebagai masyarakat
sosial.
Sebagai individu, seorang pemimpin
harus sadar bahwa setiap individu itu berbeda dan memiliki sisi uniknya
masing-masing. Termasuk dirinya sendiri. Untuk mengetahuinya, menjadi penting
untuk melakukan refleksi dan mengenal latar belakang keluarga, perjalanan
pendidikan yang ditempuh, pengalaman yang didapatkan dalam keseharian, kondisi
lingkungan disekitar, dan berbagai macam hal lainnya yang biasa meliputi dirinya.
Tidak hanya sebatas kulitnya saja tetapi
juga sampai memahami berbagai macam nilai yang didapatkannya dari situ. Hal ini
juga penting karena pemahaman mengenai nilai-nilai yang didapat tersebut
sedikit banyak, baik langsung maupun tidak langsung, adalah yang memiliki andil
dan porsi dalam membentuk pola pikir, cara bertingkah laku, pemilihan
pilihan-pilihan yang ada dalam hidup, penentuan tujuan yang akan dicapai, hal-hal
yang disukai dan tidak disukai, hal-hal yang masih bisa ditoleransi dan tidak, pembentukan
identitas, serta termasuk memberi warna tersendiri pada gaya memimpin individu yang
bersangkutan.
Setelah berbicara mengenai diri
sendiri sebagai individu, mari lanjutkan tentang poisisi diri sendiri ditengah
keberadaan masyarakat sosial. Seorang pemimpin harus jelas sadar bahwa tidak
ada individu yang sempurna. Masing-masing individu memiliki kelebihan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang berbeda-beda. Sehingga sangat penting bagi
seorang pemimpin mengenal kelebihan (strength)
dan kelemahan (weakness) dalam
dirinya serta mengetahui kesempatan (opportunity)
dan tantangan (threat) yang bisa
hadir dalam perjalanan hidupnya agar ia bisa mengetahui di posisi mana ia bisa
berdiri sendiri dan di posisi mana ia harus bisa menjalin bekerja sama.
Dengan mengenal kelebihan kognitif,
afektif, dan motorik yang dimiliki dibanding dengan orang lain disekitarnya,
seorang pemimpin bisa percaya diri karena telah memiliki “bekal” awalan untuk
melangkah, lalu bisa menonjolkan kelebihan yang ia punya, serta kelebihan yang
dimiliki tersebut dapat dipakai untuk memaksimalkan fungsi kepemimpinannya.
Dengan menyadari kelemahannya,
seorang pemimpin bisa mencari celah dan siasat untuk melatih kelemahannya
berubah naik tingkat menjadi kekuatan. Pernah mendengar kata-kata bijak yang
menyebutkan kalau kita tidak tahu kelemahan kita, kita tidak akan tahu tentang
cara mengubahnya? Nah, kata-kata bijak tersebut menjadi penting sebagai pemicu
bagi seorang pemimpin untuk mau dan mampu mencari, menerima, serta menyadari
kelemahannya. Tentu hal ini bukan untuk menjatuhkan dan memasung diri dalam
kotak keterbatasan yang akhirnya membuat sekat-sekat penghalang dalam
menjalankan kepemimpinan tetapi menjadi alasan untuk terus bangkit menjadi
lebih baik.
Dengan mengetahui kesempatan yang
bisa saja muncul dari sekitar dirinya bisa membuat ia mempersiapkan diri dan
memperhitungkan dengan baik untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang
berguna untuk terus melompat dan berpijak di tingkat yang semakin tinggi.
Dengan memahami ancaman-ancaman
yang bisa jadi kurang menguntungkannya, ia bisa mencari dan melakukan
upaya-upaya antisipasi agar ancaman tersebut tidak terjadi ataupun kalau memang
tidak bisa diindahkan, efeknya bisa diminimalisasi.
Bagaimana
cara mengetahui diri sendiri dan membuat SWOT?
Hmm baiklah, aku akan memberi
kesempatan padamu untuk bermain :D
Kenapa bermain? Karena aku yakin
kamu sudah bosan membaca tulisanku sedari tadi. Jadi, anggap saja ini bonus karena
permainan ini bisa menghilangkan sedikit penatmu sekaligus kamu bisa mengenali
dirimu.
Yang perlu kamu siapkan adalah
beberapa kertas kosong ukuran A3 dengan alat tulis juga tentunya,
berwarna-warni juga boleh J
Kalau sudah siap, silahkan
berkreasi membuat berikut :
1. Gambarkan
sebuah silsilah keluarga minimal dua generasi terakhir, beri penjelasan tentang
identitas, sifat, dan keterangan lainnya yang ingin kamu tau
2. Gambarkan
sebuah alur perjalanan kehidupan kamu dari kecil hingga saat ini
3. Tuliskan
nilai kehidupan yang kamu dapat selama ini dari seluruh lingkunganmu
4. Tulis
sebanyak-banyaknya tentang kamu saat ini dengan awalan: saya adalah...
5. Kelompokkan
yang telah kamu tulis tentang poin nomer 4 ke dalam kategori Strength, Weakness,
Opportunity, Threat.
Permainan ini membutuhkan kejujuran
dan akan menyenangkan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, kawan :D
Apa? Mau mainnya nanti saja? Mau
lanjutin baca tulisan selanjutnya dulu?
Boleh... Yuk disimak tentang jelas
yang kedua J
Jelas
Tahu Tentang Tujuannya
Ketika
kita tahu kemana tujuan kita sebenarnya, kita baru akan tahu mau memilih untuk
melewati jalan yang mana untuk sampai ke tujuan yang telah ditargetkan.
Tika Dwi Ariyanti
Nah, pemimpin itu juga harus jelas
tahu tentang tujuan yang ingin dicapainya. Akan tetapi biasanya sebuah tujuan
tidak muncul seketika dengan begitu saja. Pasti ada beragam hal yang menjadi
pemicu dan akhirnya menimbulkan jalinan yang terbentuk sebagai ide besar serta
adanya value-value yang dibawa dan
akhirnya melatarbelakangi tujuan.
Tujuan yang kita miliki akan lebih
besar kemungkinannya untuk tercapai ketika kita berhasil memvisualisasikannya
melalui penjabaran langkah-langkah strategis termasuk memikirkan sasaran
pihak-pihak yang bisa diajak bekerja sama. Hal ini penting karena untuk
mencapai tujuan akan lebih sulit juga dilakukan hanya dari diri sendiri. Agar
pihak-pihak lain mau bekerja sama dengan kita maka salah satunya kita perlu
memakai strategi komunikasi untuk membagi ide besar yang melatarbelakangi
tujuan yang ingin kita raih. Semua perencanaan ini akan memuat jalan yang
dilalui lebih terarah dan bisa dengan mudah untuk ditapaki.
Taken from google image
Oke, penjelasan bagian pertama
tentang jelas, sudah selesai :D mau main lagi? Nanti yah, sepaket sama yang
bagian dua yaitu fokus J
Yang
Kedua, Fokus...
Seorang pemimpin itu harus fokus
pada perubahan atau inovasi di setiap langkah yang dilakukannya dalam mencapai tujuan, teman-teman.
Hal ini karena
Innovation
distinguishes between a leader and a follower
Steve Jobs
Untuk bisa menghasilkan inovasi,
seorang pemimpin harus tahu jejak-jejak langkah yang pernah terukir dimasa yang
lalu sehingga bisa digunakan sebagai bahan pertimbangannya dalam merumuskan
berbagai macam ciptaan inovasi di jejak langkah yang sekarang dan dimasa yang
akan datang.
Menciptakan sebuah inovasi tentu
sulit tapi bukan berarti tidak bisa. Hanya dibutuhkan keteguhan dalam mencerna
kejadian-kejadian yang pernah terjadi lalu mencari, kebebasan dalam pemberian
makna, dan memanfaatkan celah untuk diberikan suntikkan pembaharuan.
Sederhananya, untuk mendapatkan hasil yang berbeda tentu akan percuma apabila
kita tetap melakukan langkah yang sama. Oleh karena itu, inovasi harus sudah
dilakukan bahkan sejak dari dalam pikiran.
Without a
revolution in thinking, nothing of magnitude is ever achieved
Phil Knight
Ketika
inovasi-inovasi sudah berhasil banyak dicipta, perlu ada satu hal lagi yang
perlu ada didalam diri pemimpin yaitu keberanian untuk menjalankannya sehingga
bisa terwujud banyak perubahan-perubahan dan menciptakan efek kebermanfaatan
yang cakupannya lebih luas.
Inovasi hanya akan menjadi sebatas
ide ketika tidak ada keberanian untuk mengimplementasikan.
Tika Dwi Ariyanti
Sesuai dengan janji ku diatas, aku ingin
mengajak kamu bermain lagi J
Kali ini untuk visualisasi tentang
tujuan dan fokus yang kamu miliki.
Peralatan yang kamu butuhkan masih sama
seperti tadi. Ada yang masih ingat? :D Yap, betul! Beberapa kertas ukuran A3
dan juga alat tulis, boleh berwarna-warni.
Yang perlu kamu lakukan adalah membuat
sebuah bagan yang bentuknya suka-suka kamu lalu tuliskan visi, misi, langkah
strategis, termasuk juga siapa yang ingin diajak bekerjasama, parameter
keberhasilan jangka pendek, dan fokus inovasi yang akan dilakukan. Ilustrasinya
sebagai berikut J
Selamat bermain ;-)
Selesai :D Terima
kasih telah berpetualang denganku, kawan. Semoga apa yang pernah aku pelajari
dan kucoba bagi dalam petualangan ini memberikan manfaat. Sampai jumpa di
petualangan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar