Selasa, 25 Desember 2012

Desa Ini

19 jan 12


Desa Ini

Kuakui desa ini begitu indah..walaupun jalannya hmhm bikin istigfar beribu ampun. Berliku dan berbatu. Kami terpaksa harus jalan kaki karena mobil rupanya tidak bisa sampai keatas dan menghadapi geomorfologi yang miring. Dan tentunya barang-barang kami terpaksa diangkut dengan tangan. Hmhmh, kasihan terutama neng Lena dengan koper super bignya. Tapi . Eits rupanya ada anak-anak yang mengangkutnya. Siapa mereka???? Anak-anak kecil dengan badan mungil dan wajah polos dan mengangkut barang kami yang beratnya 3-4 kali lipat dari berat badan mereka.Hmhmh, inilah pertemuan kami yang pertama kali bersama mereka dengan penuh ketakjuban dengan tenaga mereka yang super.

---
Beristirahat di kantor. Sebelum berkunjung ke rumah ibu dan bapak angkat kami Mengunjungi kelas,kantor, memotret susananya. Suasana sekolah telah sepi karena aak-anak telah pada pulang.
Di lapangan kecil, di depan kantor ada anak–anak yang berlatih nari. Aku menengok ke jam dinding. Hmhm Rupanya dibawah teriknya siang matahari ini mereka tetap saja menari. “Itu buat persiapan penyambutan mahasiswa-mahasiwi dari UI besok, neng”, kata bu halimah melirikku yang mengintip aak-anak dari balik jendela. Aku tersenyum dan didalam hati aku berkata, “mereka benar-benar niat.”


---
Ke rumah pak uloh dan ibu sitoh yang ternyata satu-satunya rumah yang terbuat dari bambu dan satu-satunya rumah panggung. Mereka adalah orangtua angkatku. Dan sungguh aku merasa bahagia dibanding teman lainnya. Karena disinilah aku mendapatkan suasana alami desa. Inilah yang kucari. jauh dari suasana rumah dengan tembok. Rumah panggung kayu yang dibawahnya tedapat kandang ayam. Bahkan dari tempat tidurku, aku bisa menengok kebawah lantai dan menyapa ayam-ayam kampung yang sedang beristirahat di peraduanya. Kelak aku baru tahu kalau memang ibu sito termasuk yang kurang mampu. Dan seorang mashsiswi selama 23 hari, bernama sentia harus menjadi bebannya.
---

Selain mendapat bapak, dan ibu baru. Aku juga mendapat 2 adik angkat bernama Puput 3, 5 tahun dan fariz kelas 5 SD. Tidak hanya itut, aku juga Mendapat 2 murid baru seumur puput yang menjadi murid pertamaku. Kehadiranku dan teman-teman sepertinya mengundang tanya dan keingintahuan dari mereka. Tak sempat beristirahat akhirnya, aku mengajarkan mereka menggambar. Mereka hanya tersenyum dan menjawab dengan bahasa planet (red:bahasa sunda yang tidak kumengerti) sembari aku membimbing mereka. Sunnguh letih....dan aku pun tertidur hingga....2 jam kemudian.
___
Tok tok....ada siddiq dan raihan. Sedangkan aku tertidur di kursi tamu. Nenek puput membangunkanku, “neng ada temannya”. Ka, kita mau rapat ne di rumah panitia di SD 4. Udah dimulai dari tadi, tinggal nunggu kak sentia. Rupanya rapat seharusnya setengah 5 dan tepat kini menunjukkan pukul 5. Hmhm aku benar-benar telat, apalagi ke atas dan jauh...huft huft(red: sd 4, SDnya tentangga) membutuhkan tenaga, niat, waktu yang lumayan menguras.
---

Awan disini cantik sekali terutama saat sore hari di saat rona merah memancar di balik putinya awan. Kami pulang dari rapat perdana dari hari ini. Hal yang beda hari ini adalah kami dilirik, disapa masyarakat dari tua hingga muda. Hmhmh layaknya artis. Ya, dalam pandangan mereka, “kami adlah anak kota, anak jakarta yang datang kekampung mereka yang jauh bahkan dari kota garut.”
---
Malam ini makan bareng keluarga baru sambil bercengkrama. Hmhmh, bapak ibu baik sekali, sopan, ramah, dan sering tak enakkan. Apalagi beliau tahu, bahwa hanya aku yang berada di rumah yang darikeluarga seperti mereka. Sedangkan teman-temanku bisa dikatakan tinggal di rumah, bos-bos dan juragan-juragannya desa ini. 


Malam ini, aku juga dapat 2 murid baru yang diajarkan matematika dan menggambar. Kelas 5sd. Ya...tanpa disadari sejak hari itu dan sebulan selanjutnya, aku selalu mendapat murid baru yang berkunjung ke rumah dari PAUD sampai mereka yang SMP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar