Senin, 06 Agustus 2012

Pemuda dan Social Entrepreneur

Pemuda dan Social Entrepreneur

dimuat di media online nasional okezone.com Senin, 07 November 2011 12:25 wib
http://kampus.okezone.com/read/2011/11/07/367/525798/pemuda-dan-social-entrepreneur


KETIKA membicarakan pemuda dan ekonomi Indonesia, serasa ada secercah harapan tertopang atas prospek perekonomian bangsa ini di masa mendatang.

Akan tetapi, realita dan idealita pemuda sekarang terasa berbeda dengan fakta yang terjadi pada 28 oktober 1928 nan silam. Ketika itu 71 pemuda dari seluruh Indonesia mendeklarasikan Sumpah Pemuda untuk mengangkat harkat dan martabat hidup Indonesia asli.

Mereka tidak sekadar bersumpah dan menjadi harapan semua rakyat. Mereka benar-benar meraih kemerdekaan dan menghapuskan derita rakyat dari penjajahan kolonial. Sumpah mereka bukan sekadar sumpah, tapi harga mati bagi tegaknya sebuah kejayaan dan tekad untuk beraksi. Tidak sekadar simpati.

Lalu, apa yang sanggup dilakukan pemuda kini ketika harus melihat fakta rakyatnya masih saja tertindas oleh penjajahan elit modern bernama kemiskinan? Apalagi, ditambah fakta pemuda Indonesia justru diprediksi akan menjadi sumber persoalan sosial baru di masyarakat. Ini dikarenakan semakin meningkatnya tingkat pengangguran dari kalangan pemuda telah mencapai 60,5 persen (data BPS). Pertanyaannya adalah apakah pemuda seperti ini yang mampu menjadi harapan bangsa dalam menangani kemiskinan?

Tak dapat dimungkiri, pasar telah menjadi kekuatan yang paling besar untuk menciptakan kesempatan dan mengangkat orang dari kemiskinan. Akan tetapi, Indonesia justru kekurangan 4,5 juta pengusaha untuk dilibatkan di dalam pasar. Ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pemuda. Setidaknya dengan ini, ada tiga hal yang seharusnya bisa dilakukan oleh pemuda kini.

Pertama, pemuda dapat menjadi social entrepreneur dan mencetak social enterprise dengan menghimpun wirausaha. Dengan begitu, akan tercipta social justice, yakni tiadanya penguasaan kapital di segelintir pihak dengan tanpa empati.

Kedua, pemuda harus meningkatkan kapabilitas dan edukasi dirinya sehingga mampu melahirkan inovasi baru dalam kegiatan produksi sehingga mampu menghasilkan satu pasar ekonomi produktif yang menyejahterakan masyarakat lokal Indonesia.

Ketiga, pengusaha muda sosial haruslah berkarakter mandiri, konsiten, dan kontekstual. Mandiri berarti adanya tekad untuk membangun dan menjaga kemandirian keuangan. Konsisten dibuktikan dengan tetap berpegang teguh pada visi–misi pemberdayaan masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Kontekstual berarti hadir untuk menjawab kebutuhan dan mengantisipasi tantangan dan peluang yang ada.

Dengan begitu, kelak ketika membicarakan pemuda dan ekonomi Indonesia, bukan lagi sekadar secercah harapan saja yang timbul. Tetapi, rakyat bisa menyaksikan bahwa harapan itu telah tegak menjadi sebuah kejayaan rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar