Mimpi Peres
Wednesday,
January 09, 2013
6:11 AM
Namanya Peres, dia
hidup seorang diri di Jakarta ini. Walau punya keluarga (om dan tante)yang
tidak jauh dari tempat tinggalnya sekarang, ia memilih untuk hidup mandiri,
keluar dari tumpangan om dan tante, bekerja menjadi pedagang martabak, dan belajar
setiap harinya. Guna sebuah mimpi menjadi mahasiswa UI asal NTT 2013.
Begitu banyak cerita
tentang dia…dan aku selalu suka mendengarkan ceritanya. Impian, harapan,
kejujuran, kepolosan. Yah aku selalu paling senang jika seduduk dengan anak
MASTER UI seperti dia, dan teman-temannya yang lain.
Malam ini, aku hendak
mabit di rumah mbae ku tersayang, ai. Sembari menunggu ia yang baru nyampe kosan pukul 9, aku
menghabiskan waktuku nangkring di tempat martabaknya Peres. Iya begitu terkejut
tatkala aku datang.
"Yah kaka maaf tadi pagi kita tak belajar lagi, aku begitu banyak masalah hari ini, terutama tentang papa," hatur Peres.
"Yah kaka maaf tadi pagi kita tak belajar lagi, aku begitu banyak masalah hari ini, terutama tentang papa," hatur Peres.
Sembari melayani
langganannya, tanpa sungkan dia bercerita terus tentang kegiatannya hari ini.
Peres memang seperti itu, dia selalu perlu teman untuk bercerita. Teringat saat
aku masih biasa nangkring di sekre FSI (Forum Studi Islam), peres selalu menyempatkan diri
menghampiriku, sekadar mengabarkan suatu hal, seperti apa yang dipelajarinya,
hingga meminta nasehat.
Satu cerita yang
bikin aku terenyuh waktu itu adalah
ketika natalan. Adikku ini tampak sedih karena tidak bisa berkumpul dengan
keluarganya. Aku membayangkan saat aku gak bisa berkumpul lebaran idul fitri
dengan keluargaku. Aku langsung menyemangatinya, menanyakan bagaimana aktivitas
di gereja, bukankah banyak teman baru untuk natalan. Dia tampak bersedih lagi,
rupanya pagi itu dia tak sempat untuk
natalan, karena sebuah alasan. Dia tak punya celana bersih untuk ke gereja.
Aku langsung bingung, "emangnya celana kamu
cuman satu, peres?', tanyaku
Celana aku yang
layak dan celana levis itu cuman satu, kak. Dan hanya itu yang layak untuk
ke gereja, katanya. Aku tak ingin ke tempat suci, pakai baju asal-asalan.
Pagi ini, sebelum
aku berangkat ke gereja, aku menyempatkan dulu untuk mengolah adonan yang akan
dijual nanti sore. Tapi aku menyiapkan adonan itu sudah dalam keadaan bersih.
Rupanya, aku teledor, adonan tersebut tertumpah di celanaku. Yah jadilah aku gak
bisa ke gereja. Rasanya ini natalku yang paling menyedihkan. Seperti natal
tahun lalu, ketika aku bekerja jadi penjaga gudang di palembang, kak.(1)
Lebih parahnya lagi,
kak.." Dia melanjutkan ceritanya tanpa sempat aku menanggapi ceritanya.
Yah, ini anak seperti anak cowok yang suka bercerita. :). Kalau di NTT, kak.
Pas natalan ini, seperti waktu sekarang ini, kita lagi tukar-tukar kado natal. Tapi
disini, aku mau tukar kado dengan siapa??tanyanya sedih.
Kasihan juga dia,
karena di kosannya, hanya dia sendiri yang merayakan natal. Dia akhirnya harus
merayakan hari besar agamanya sendiri…Aku bingung menanggapinya
" Hai peres,
kakak dah pernah bilang kan kamu itu akan jadi orang hebat nanti. Orang hebat
itu akan selalu mendapatkan tantangan dari Tuhan. Banyak koq teman-teman kakak,
anak-anak UI yang pas lebaran idul fitri kemaren harus menghabiskan waktunya sendiri
di jakarta. Mereka gak pulang kampung, tapi mereka gak gampang bersedih
hati…Karna mereka tahu keterbatasan gak bisa pulang ini adalah pengorbanan
mereka untuk masa depan. So, gak kamu sendiri aja yang seperti itu..semangat…
Sebuah saran yang
random tatkala itu…tapi ya inilah kisah peres yang berjuang meraih impiannya di
negeri orang
Malam ini, aku
menjadi pengamat peres. Alhamdulillah jam 9 martabaknya yang buka dari jam 4 sore
sudah ludes. Padahal biasanya ia selalu buka jam 3, dan akan ludes dipukul 12
atau 1 malam. Hari ini, kami hanya mengobrol di sela-sela aktivitasnya. Sempat
5 menit ia nganggur, karena belum ada
pelanggan. Di sela-sela inilah dia mengeluarkan sebuah buku yang sudah famliiar
dimata ku. Buku :Sistem Kebut Semalam', sebuah panduan untuk SNMPTN.
Subhanallah ne anak, di sela-sela kegigihannya bekerja, dia tak lelah letih
untuk belajar. Karena dia ingat tujuan utamanya kerja di disekitar lingkungan UI
ini adalah agar dia bisa belajar di MASTER dan bisa masuk UI..
Bukan hanya gigih,
rajin, bersih dalam bekerja, ia juga jujur. Entah mengapa malam itu aku
bertanya, 'peres kapan kamu terakhir makan martabak minnie ini??, tanyaku lagi.
Baru sekali aku makannya kak, itu ketika pertama kali mau kerja, jawabnya.
Saat ditraining, ketika di hari pertama bekerja, dia harus buat satu dulu percobaan untuk dia cicip agar dia tahu apakah martabak buatannya telah sesuai dengan standar franchisenya atau belum.
Baru sekali aku makannya kak, itu ketika pertama kali mau kerja, jawabnya.
Saat ditraining, ketika di hari pertama bekerja, dia harus buat satu dulu percobaan untuk dia cicip agar dia tahu apakah martabak buatannya telah sesuai dengan standar franchisenya atau belum.
"Terus, apa kak irma
tahu makan ini? ", tanyaku. (hint: irma adalah bosnya dia, yang punya bisnis martabak ini.
Kebetulan irma adalah stafku di PSDM FSI FEUI :)-
"Yah, aku justru
kasih tahu dia sebelum aku lakuin kak. Aku bilang cerita trainerku tadi. Kak
irma bilang ke aku, you are so good, sambil mengiyakan, kak.., jawab Peres
Terus masa kamu
ga pernah makan lagi sih? Aku aja yang baru coba satu, trus ngeliatin kamu kerja
dan ngeladaenin orang, aku jadi pengen nambah. Masa kamu gak mau, sih?, tanyaku penasaran
" Aku sangat
pegang kepercayaan orang kak." Ini punya kau, bukan punya orang. Aku tahu
kalau kepercayaan itu sekali dilanggar, orang tak akan percaya pada kita
Subhanallah, inilah
integritas yang kudapatkan dari seorang anak NTT. Sederhana penuh kejujuran
Kamu belajar dri
mana?papa atau mama?, tanyaku
Aku belajar dari kehidupan, kak. Kita di SD kan diajarkan
jujur. Aku tahu itu penting, Di kitab suciku pun aku disuruh jujur dan menjaga
kepercayaan. Itu sih, kak. Ia tersenyum sambil menjelaskannya.
"Tapi kak, aku akui
aku terkadang merasa ingin makan. Tapi akhirnya, kalau aku lagi pengen, aku
akan ke kober, ke pedagang yang disana, aku beli yang disana, "akunya
Ah, kenapa kamu gak
beli yang disini aja, toh gampang. Dan jadi cepat laku, kan. Kamu buat, dan
beli deh.., pikirku sederhana
Yah tak bisa gitu,
kak. Aku tetap takut, siapa tahu aku melebihkan nantinya. Yang pasti aku gak
akan beli/makan martabak kak irma, sampai aku dah gak jadi pedagang martabak, lulus dari UI
dan kerja. Suatu saat Aku akan beli banyak martabak ini..
Ya Allah, aku
benar-benar belajar bagaimana ia menerapkan internal kontrol dalam
berdagang..
Hari ini, sebenarnya
begitu banyak cerita tentang peres yang ingin aku share
Tunggu aja cerita selanjutnya…terlalu banyak cerita dan inspirasi aku dapatkan dari dia…:)
Tunggu aja cerita selanjutnya…terlalu banyak cerita dan inspirasi aku dapatkan dari dia…:)
Yah, mendadak aku
liat beberapa fileku, disana ada beberapa tulisan tentang kisah anak master
lainnya. Kapan aku akan menuliskannya lagi ya??:).....
______________________________________________________________________________
(1)(Hint: Peres bekerja setahun yang lalu di Palembang untuk mengumpulkan dana agar bisa masuk UI. Ia tidak tahu sama sekali berapa uang yang dibutuhkan untuk masuk UI, bahkan ia gak tahu kalau masuk UI harus ikut SPMB, ia bahkan tidak tahu cara menggunakan komputer, internet, handphone. Ya, dia tidak seberuntung kita. Yang ia tahu saat itu adalah ia memiliki cita-cita tinggi untuk membahagiakan keluarganya di desa sana. Yang ia tahu adalah, Allah telah memberikan dia kemampuan untuk belajar dan menjadi pembelajar. Dan yang ia ketahui adalah ia sedang diberikan kesempatan untuk mengumpulkan uang dengan jerih payahnya. Dan yang ia tahu, ia harus bekerja semaksimal mungkin, dan biarkan sisanya Tangan Allah yang bergerak)
Peres, datang ke UI sendiri dengan hanya modal cita-cita uang didalam tasnya dan rapor sekolahnya. Ia ingin menjadi guru kimia, dan ia pun mampir ke fakultas FMIPA UI. Allah kemudian membawanya ke FE, bertemu kakak-kakak MASTER. Dan termasuk mempertemukannya denganku. Setahun setengah menemani perjalanan usaha Peres. Kini, Peres telah menjadi mahasiswa UI Jurusan Antroplogi FISIP UI 2013 dan menjadi penerima beasiswa BII-Maybank.
Peres pun kini bisa melanjutkan cita-citanya, cita-cita ibunya, adik-adiknya, cita-cita gurunya. Peres kini tahap demi tahap mengangkat derajat keluarganya. Ia lah Peres, bintang dari desa terpencil di NTT sana.
Terimakasih Peres telah mengajarkan Ka Sen banyak hal. Terimakasih banyak.
Satu doaku "Ya Allah, semoga Engkau jadikan dia pribadi yang sukses dunia dan akhiratnya".
Aku menunggu cerita pelajaran kehidupanmu selanjutnya.
I am proud of you
______________________________________________________________________________
(1)(Hint: Peres bekerja setahun yang lalu di Palembang untuk mengumpulkan dana agar bisa masuk UI. Ia tidak tahu sama sekali berapa uang yang dibutuhkan untuk masuk UI, bahkan ia gak tahu kalau masuk UI harus ikut SPMB, ia bahkan tidak tahu cara menggunakan komputer, internet, handphone. Ya, dia tidak seberuntung kita. Yang ia tahu saat itu adalah ia memiliki cita-cita tinggi untuk membahagiakan keluarganya di desa sana. Yang ia tahu adalah, Allah telah memberikan dia kemampuan untuk belajar dan menjadi pembelajar. Dan yang ia ketahui adalah ia sedang diberikan kesempatan untuk mengumpulkan uang dengan jerih payahnya. Dan yang ia tahu, ia harus bekerja semaksimal mungkin, dan biarkan sisanya Tangan Allah yang bergerak)
Peres, datang ke UI sendiri dengan hanya modal cita-cita uang didalam tasnya dan rapor sekolahnya. Ia ingin menjadi guru kimia, dan ia pun mampir ke fakultas FMIPA UI. Allah kemudian membawanya ke FE, bertemu kakak-kakak MASTER. Dan termasuk mempertemukannya denganku. Setahun setengah menemani perjalanan usaha Peres. Kini, Peres telah menjadi mahasiswa UI Jurusan Antroplogi FISIP UI 2013 dan menjadi penerima beasiswa BII-Maybank.
Peres pun kini bisa melanjutkan cita-citanya, cita-cita ibunya, adik-adiknya, cita-cita gurunya. Peres kini tahap demi tahap mengangkat derajat keluarganya. Ia lah Peres, bintang dari desa terpencil di NTT sana.
Terimakasih Peres telah mengajarkan Ka Sen banyak hal. Terimakasih banyak.
Satu doaku "Ya Allah, semoga Engkau jadikan dia pribadi yang sukses dunia dan akhiratnya".
Aku menunggu cerita pelajaran kehidupanmu selanjutnya.
I am proud of you
Tidak ada komentar:
Posting Komentar