Aku pun
memikirkannya kembali
22 Juli
2012
10:05
Sanggarai (sanggar
anak manggarai) begitulah ia disebut. Sebuah program yang lahir bukan dari
dorongan apa-apa kecuali hati yang terluka melihat di ebelah rumah masih ada
lingkungan kumuh, kotor, dengan anak-anak yang hidup dalam lingkungan keras dan
hampa dengan sentuhan masa depan. Aku eringat tatapan semangat ku yang begitu
bergairah ingin melakukan sesuatu untuk mereka. Alhamdulillla aku bertemu
dengan 2 orang sobat yang memberiku kekuatan ,Via dan Site.bersama mereka kami
mulai langkah mewujudkan mimpi bersama (April 2011). Sempat kandas, dalam 1
tahun kami berhenti bergerak. Kami te;ah bertemu dengan begitu banyak pakar dan
berdiskusi. Mulai dari Rhenald Kasali hingga Lendo Novo. Tapi kesibukan kami
menjadi alasan kami belum memulai mewujudkan mimpi itu. Aku ingat mimpi ku itu
bermula di Februari 2010 dan aku menargetkan aku akan memiliki sebuah sanggar
untuk mereka di Maret 2011. Yeh rupanya setahun kemudian aku baru bisa
mewujudkannya, tepar setelah aku kembali dari Bojong dan menjadi pengajar di
Gerakan UI Mengajar. Rasanya ad aion penyemangat yang membuatku harus bergerak
dan bergerak. Padaal disaat itu, sobatku viasedang exchange ke Thailand.
Sedangka Site sedang sbuk -sibuknya mnedirikan fundamen sebagai ketua bidang
sospol BEM FEUI.
Aku nekat karena 2
minggu sejak aku berpisah dengan Bojong, aku menemukan kehampaan. Aku ingin
bertemu anak-anak, membantu mereka membuka jendela terindah. Masa Depan. Aku
jalani tahap pertahap sendiri. Ah, aku kembali membuka sejarahku ketika pertama
kali mengajar. Riuh. Satu kata. Tapi aku senang, aku terus bersemangat.
Untuk beberapa waktu
lamanya aku menjalankan kegiatan ini sendiri. Terkadang jika tarwiyah dan imah
sedang tidak bekerja membantu ibunya, maka aku mendapatkan asistem sekedar
untuk mengamankan anak-anak yang memainkan volume suarra mereka begitu tinggi. Ha,
untung rasanya aku tinggal di pasar dahulu). Dan aku sudah terbiasa dengan
kehebohan dan suara-suara lantang.
Akhirnya aku sadar,
aku tak bisa berdiri sendiri. Aku telah meyiapkan silabus sesuai dengan rencana
kami dahulu. Aku pilah satu persatu perminggu dan kujalani. Terkadang
kesendirian membuatku, aku harus mengajak orang lain. Tapi, apa daya lokasinya
begitu jauh dari lokasi kami di Depok. Dan membutuhkan biaya yang luar biasa
besar, untuk ongkos para pengajar 12000 bolak balik....Di saat ada yang mampu, tapi kami terkendala. Tentu jika
mereka membantu hanya bisa 1 -2 kali. Tidak akan seterusnya.
Tapi aku terus
mencoba. Aku berterimaksih dengan asrama biru terutama mbak asri yang selalu
menyeamangati ku dengan Sanggarai. Hingga aku baru sadar, bahwa untk mbeberapa
lama ini Minggu ku habis untuk Sanggarai. Malam-malamnya aku berpikir liar 'apa
lagi yang harus diajarkan.Pagi-pagi aku sudah mempersiapkan media ajar.
Siang-siangnya kami belajar di sanggar. Sore-sorenya aku harus mempublikasikan
kegiatan ini agar makin banyak yang peduli dan bergerak. Malam-malamnya aku
sudah terlelap ddengan letih, senyum indah bersama mereka bahkan kadang-kaang
kekeslan kapada diri yang masih belum mampu mengontrol sanggar.
Tak percuma media
publikasi walaupun masih menggunakan facebook pribadi sambil mencolek facebook sanggarai, rupanya ampuh. Satu persatu banyak kakak yang datang membantu. Mulai
dari kakak tadzkia, FoSSEI, Beri Buku,kaka di jurusan kesejahteraan sosial, IMF (Indonesia Melek Finansial),Soccom
(Social Community FEUI) , Kodai (Komuniats Donegng Indonesia)hingga CEO
Shop..semuanya menjadi spirit terbaru bagiku.aku semakin semangat. Ada banyak
-banyak tangan yang akhirnya melirik mereka.
Via pun kembali dari
exchangenya dan site pun sudah siap tergabung secara fisik kembali di Sanggar.
Aku kembali bersemangat. Ada orang-orang
hebat dan idealis di sekitarku. Begitu banyak tangan-tangan yang membantu secara
moral.
Tapi akhrinya hari
ini aku sadar, setelah 2 minggu tidak mengajar ke sanggar karena ada kegiatan di
luarkota. Tiba-tiab aku sampai pada
suatu titik, akan kemana aku bawa Sanggar ini. Mimpiku tak berhenti hanya sebagai
rumah belajar walaupunkita tak mengajarkan mata ajar sekolah ke mereka). Aku
ingin memmbatu mereka menemukan karakter mereka. Kami ingin mereka menjadi
solusi atas sjuta maslah ssosial ekonomi di sekitar mereka. Karena nanti
merekalah yang akan menggantikan bapak ibu mereka.
Entah kenapa aku
merasa 'jika aku masih bergerak seperti ini, maka Sanggar hanya akan
melahirkan bbapak tukang ojek, ibu
yangmenjaga rumah .dalam ukuran 3*3 meter yang memilki cerita masa lalu tentang
sebuah Sanggar yang mengajarkanmereka mimpi masa depan. Yang rupanya hanyalah
sebuah cerita bahagia di masa lalu. Hari kedua ramadhan,dimana seherusnya au
kembali bersemangat berbagi di sebuah ruang TK di tempat mereka bersorak riang
menyentuh jari jeari ku sambil memberi salam, rupanya membuatku 'tanpa alasan
yang wajar' meniadakan sangar hari ini. Aku hanya ingin berefleksi 'akan jadi
apa sangar ' ini. Seberap besar investasi waktu kami disini akan memberikan
perubahan untuk lingkungan mereka. Bahkan aku tak bernai muluk -muluk untuk
Indonesia...tidak untuk saat ini.
Aku hanya ingin
bercerita apakah ini yang namanya titik jenuh..Jika ia aku berharap Allah
memberikan titik balik itu segera. Memberiku jawaban kenpa aku harus tetap
menjalankan sanggarai. Karena di otakku ada seribu satu alasan cara untuk
berkontribusi tanpa harus di Sanggarai..Aku bisa rajin belajar, fokus mengembangkan pemahaman ekonomi syariah yang selama ini menjadi passion
utamaku. Tapi jarang sekali, aku mengahbiskan untuk berkutat dengannya.
Sedangkan sosial yang menjadi passion sampinganku, begitu rajin kugeluti.
Kadang ada kekuatan berbicara, ayo sentia kamu harus kembali pada trackmu.
Sudah cukup di sanggar. 6 bulan sudah
cukup kamu belajar dari mereka dan saling emberi. Tiba-tiba ada pikiran yang
menggorogotiku, 6 bulan ini, kamu sudah mendapatkan apa dari mereka. Tak ada
perubahan signifikan dari merka. Selain mereka semakin lengket dan menganggapmu
sebagai kaka. Bahkan ketika kau jalan disekitar stasiun selalu ada saja yang
memanggilmu. Selalu ada segerombolan muka polos yang memanggilmu..Tapi
bernarkah investasi waktumu itu???apakah sudah cukup kau belajar disini dan
membuat cerita lain di tempat lain??
Ya Allah….Berikanlah
petunjuk terbaikmu...
22 Juli 2012
Rumahku Lenteng
Agung
Dalam keadaan
pakaian rapi siap mengajar di Sanggarai
Perenungan kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar