Sabtu, 11 Oktober 2014

Blog Belajar Pendidikan Anak dari Kucing Terlantar


Blog Belajar Pendidikan Anak dari Kucing Terlantar
Pernah terbayang menjadi anak yatim terlantar atau anak miskin?
Pernah terbersit sedikit kesal saat melihat wajah2 nakal itu tdk mau diatur? Padahl mereka kecil,masih suci,dan 'sharusnya' mudah dibimbing
Saya mencoba merecall kejadian 2 th silam,saat memberanikan diri mengenal lebih dalam anak2 seperti ini di daerah manggarai.
Yah,waktu itu saya masih ingat betapa metode pendekatan sederhana,yg saya gunakan. Bisa dikatakan sama dengan metode yg saya gunakan ketika mengajar di Gerakan UI Mengajar. Sama2 miskin dan tpencil..tapi perjuanganny tentu berbeda.
Kisah2 ini bisa teman2 baca diblog saya tahun2 lalu.
Kali ini saya ingin bercerita ttg Kucing kecil (kitten) yang baru saya temui siang ini. Raungan kelaparannya membuat saya menyamperi dan menyuguhi susu kotak. Saya perkirakan umurnya baru 2 atau 3 minggu. Dilihat dari kering kerontangnya dia dan susahnya berjalan dan bersuara.entahlah,mungkin jadi lebih tua,tapi kekurangan nutrisi
Aneh!!Biasanya setiap kucing yg saya baru kenal dan diberi "umpan"makanan,akan lbh gampang didekati. Tapi tidak dengan kucing ini.
Niatan utk menambahkan susu pd plastik tampungannya,disambut arungan marah..ketakutan..hingga saya hampir mengira ini kucing gila.saya sontak menyingkirkan tangan.
Tapi,,bukan. Dia tidak hendak menggigit. Dia "benar2 takut".padahl saya datang utk sekadar memberikan sedikit bantuan.
Kucing saja begitu sensitif,dan mampu berwatak keras seketika..jika ia tak menemukan "kasih sayang". Ah,tiba2 saya kembali memikirkan nasib anak2 jalanan tak terurus..
Saya memelihara 2 kucing kecil dirumah.tapi bisa dibilang scra de facto ada 6 kucing yang saya pelihara..entah kenapa halaman rumah jd objek istirahat dan makan mereka.
Scra dejure hanya Bilqish dan Moeza yg diberikan hak memporakporandakan isi rumah.sedangkan dihalaman lain cerita. 4Kucing lainnya(ada yg sdh tua bangka,muda,dan kitten) hidup berdampingan dengan watak keras. Benar2 kerasa dan susah diatur(itu yg membuat kami enggan men de jure kan mereka).
Mereka makan dan bermain dihalaman.tapi mereka akan marah bila disentuh dan dinasehati. Mereka akan memilih 'pug' jika dinasehati atau ketahuan mencuri.
Berbeda dngan Bilqish dan Moeza. moeza adalah kucing yg kami pelihara sejak pertama kali dilahirkan,bisa dikatakan mudah mengaturnya diawal. Bilqish,kami pelihara ketika dia berusi skitar 3 minggu(dan sepertinya saat itu,dia baru terlepas dari ibunya;bisa terlihat jelas dari raungannya). Utk mengajarkan bilqish tdk semudah moe diawal,tapi 'perlakuan' yg memanusiakannya(menghewani) membuat mereka paham
Ada satu kebiasaan yg unik. Setiap sholat malam pintu rumah akan dibuka yg berarti bilqish dan moe sdh boleh masuk ke rumah. Dan mereka paling sedang menunggui kami saat QL.
Saya tdk bisa menjelaskan dengan logika sederhana,tapi setiap selesai sholat,mama punya kebiasaan menasehati mereka.
Yah,sepertinya ini yg membuat mereka lebih halus dibandingkan kucing jalanan lainnya.
Lalu bagaimana kabar 4kucing penghuni illegal halaman rumah saya. Ya,setiap moe dan bilqish makan,mereka pun makan.mereka tdk kami usir dari posko nya.karena kami memang punya halaman kontrakan yg cukup luas. Tapi apakah cukup dengan itu membuat hati merka halus?
Tidak!!tabiat mereka tetap saja. Karena kasih sayang 'sesungguhnya' tdk pernah kami kasih.
Sebenrnya ada keinginan memelihara merka,cmn kami tdk cukup siap tenaga dan mental..heheh.karena dsekitr rumah saya banyak kucing jalanan,dan sy belum berminat menbuat basecampnya dirumah.
Teman2 bisa bayangkan,susah mendidik kucing2 yg berwatak keras dan membumi menjadi karakternya?
Yah,mungkin ini jg yg terjadi pada anak2 jalanan yg sdh menjadi dewasa dan hidup keras dijalanan.
Maka saya akan kagum,pada sosok yg bisa mememilhara anak yatim. Walaupun mereka manusia bukan kucing,tapi saya yakin ada goresan kerasnya kehidupan yg membuat hidup mereka sama..
Yah,tidak mungkin Allah turunkab dinegeri ini banyak kucing,jika kita sebagai umatnya tdk ambil pelajaran bukan?
Ah..hatiku masih belum lembut.padahal aku ingin sekali bisa memlihara (tdk hanya menyantuni) anak2 yatim dirumahku bersama anak2 kandungku kelak
Random Pikiranku
27 Ramadhan 11.51
Perjalanan KRL


Tidak ada komentar:

Posting Komentar