Minggu, 05 Agustus 2012

Aku pun memikirkannya kembali ,,,,


Aku pun memikirkannya kembali
22 Juli 2012
10:05
Sanggarai (sanggar anak manggarai) begitulah ia disebut. Sebuah program yang lahir bukan dari dorongan apa-apa kecuali hati yang terluka melihat di ebelah rumah masih ada lingkungan kumuh, kotor, dengan anak-anak yang hidup dalam lingkungan keras dan hampa dengan sentuhan masa depan. Aku eringat tatapan semangat ku yang begitu bergairah ingin melakukan sesuatu untuk mereka. Alhamdulillla aku bertemu dengan 2 orang sobat yang memberiku kekuatan ,Via dan Site.bersama mereka kami mulai langkah mewujudkan mimpi bersama (April 2011). Sempat kandas, dalam 1 tahun kami berhenti bergerak. Kami te;ah bertemu dengan begitu banyak pakar dan berdiskusi. Mulai dari Rhenald Kasali hingga Lendo Novo. Tapi kesibukan kami menjadi alasan kami belum memulai mewujudkan mimpi itu. Aku ingat mimpi ku itu bermula di Februari 2010 dan aku menargetkan aku akan memiliki sebuah sanggar untuk mereka di Maret 2011. Yeh rupanya setahun kemudian aku baru bisa mewujudkannya, tepar setelah aku kembali dari Bojong dan menjadi pengajar di Gerakan UI Mengajar. Rasanya ad aion penyemangat yang membuatku harus bergerak dan bergerak. Padaal disaat itu, sobatku viasedang exchange ke Thailand. Sedangka Site sedang sbuk -sibuknya mnedirikan fundamen sebagai ketua bidang sospol BEM FEUI.

Aku nekat karena 2 minggu sejak aku berpisah dengan Bojong, aku menemukan kehampaan. Aku ingin bertemu anak-anak, membantu mereka membuka jendela terindah. Masa Depan. Aku jalani tahap pertahap sendiri. Ah, aku kembali membuka sejarahku ketika pertama kali mengajar. Riuh. Satu kata. Tapi aku senang, aku terus bersemangat.

Untuk beberapa waktu lamanya aku menjalankan kegiatan ini sendiri. Terkadang jika tarwiyah dan imah sedang tidak bekerja membantu ibunya, maka aku mendapatkan asistem sekedar untuk mengamankan anak-anak yang memainkan volume suarra mereka begitu tinggi. Ha, untung rasanya aku tinggal di pasar dahulu). Dan aku sudah terbiasa dengan kehebohan dan suara-suara lantang.

Akhirnya aku sadar, aku tak bisa berdiri sendiri. Aku telah meyiapkan silabus sesuai dengan rencana kami dahulu. Aku pilah satu persatu perminggu dan kujalani. Terkadang kesendirian membuatku, aku harus mengajak orang lain. Tapi, apa daya lokasinya begitu jauh dari lokasi kami di Depok. Dan membutuhkan biaya yang luar biasa besar, untuk ongkos para pengajar 12000 bolak balik....Di saat ada  yang mampu, tapi kami terkendala. Tentu jika mereka membantu hanya bisa 1 -2 kali. Tidak akan seterusnya.

Tapi aku terus mencoba. Aku berterimaksih dengan asrama biru terutama mbak asri yang selalu menyeamangati ku dengan Sanggarai. Hingga aku baru sadar, bahwa untk mbeberapa lama ini Minggu ku habis untuk Sanggarai. Malam-malamnya aku berpikir liar 'apa lagi yang harus diajarkan.Pagi-pagi aku sudah mempersiapkan media ajar. Siang-siangnya kami belajar di sanggar. Sore-sorenya aku harus mempublikasikan kegiatan ini agar makin banyak yang peduli dan bergerak. Malam-malamnya aku sudah terlelap ddengan letih, senyum indah bersama mereka bahkan kadang-kaang kekeslan kapada diri yang masih belum mampu mengontrol sanggar.

Tak percuma media publikasi walaupun masih menggunakan facebook pribadi sambil mencolek facebook sanggarai, rupanya ampuh. Satu persatu banyak kakak yang datang membantu. Mulai dari kakak tadzkia, FoSSEI, Beri Buku,kaka di jurusan kesejahteraan sosial,  IMF (Indonesia Melek Finansial),Soccom (Social Community FEUI) , Kodai (Komuniats Donegng Indonesia)hingga CEO Shop..semuanya menjadi spirit terbaru bagiku.aku semakin semangat. Ada banyak -banyak tangan yang akhirnya melirik mereka.

Via pun kembali dari exchangenya dan site pun sudah siap tergabung secara fisik kembali di Sanggar. Aku kembali bersemangat. Ada  orang-orang hebat dan idealis di sekitarku. Begitu banyak tangan-tangan yang membantu secara moral.

Tapi akhrinya hari ini aku sadar, setelah 2 minggu tidak mengajar ke sanggar karena ada kegiatan di luarkota. Tiba-tiab aku sampai pada suatu titik, akan kemana aku bawa Sanggar ini. Mimpiku tak berhenti hanya sebagai  rumah belajar walaupunkita tak mengajarkan mata ajar sekolah ke mereka). Aku ingin memmbatu mereka menemukan karakter mereka. Kami ingin mereka menjadi solusi atas sjuta maslah ssosial ekonomi di sekitar mereka. Karena nanti merekalah yang akan menggantikan bapak ibu mereka.
Entah kenapa aku merasa 'jika aku masih bergerak seperti ini, maka Sanggar hanya akan melahirkan bbapak  tukang ojek, ibu yangmenjaga rumah .dalam ukuran 3*3 meter yang memilki cerita masa lalu tentang sebuah Sanggar yang mengajarkanmereka mimpi masa depan. Yang rupanya hanyalah sebuah cerita bahagia di masa lalu. Hari kedua ramadhan,dimana seherusnya au kembali bersemangat berbagi di sebuah ruang TK di tempat mereka bersorak riang menyentuh jari jeari ku sambil memberi salam, rupanya membuatku 'tanpa alasan yang wajar' meniadakan sangar hari ini. Aku hanya ingin berefleksi 'akan jadi apa sangar ' ini. Seberap besar investasi waktu kami disini akan memberikan perubahan untuk lingkungan mereka. Bahkan aku tak bernai muluk -muluk untuk Indonesia...tidak untuk saat ini.

Aku hanya ingin bercerita apakah ini yang namanya titik jenuh..Jika ia aku berharap Allah memberikan titik balik itu segera. Memberiku jawaban kenpa aku harus tetap menjalankan sanggarai. Karena di otakku ada seribu satu alasan cara untuk berkontribusi tanpa harus di Sanggarai..Aku bisa rajin belajar, fokus mengembangkan pemahaman ekonomi syariah yang selama ini menjadi passion utamaku. Tapi jarang sekali, aku mengahbiskan untuk berkutat dengannya. Sedangkan sosial yang menjadi passion sampinganku, begitu rajin kugeluti. Kadang ada kekuatan berbicara, ayo sentia kamu harus kembali pada trackmu. Sudah cukup di sanggar. 6 bulan  sudah cukup kamu belajar dari mereka dan saling emberi. Tiba-tiba ada pikiran yang menggorogotiku, 6 bulan ini, kamu sudah mendapatkan apa dari mereka. Tak ada perubahan signifikan dari merka. Selain mereka semakin lengket dan menganggapmu sebagai kaka. Bahkan ketika kau jalan disekitar stasiun selalu ada saja yang memanggilmu. Selalu ada segerombolan muka polos yang memanggilmu..Tapi bernarkah investasi waktumu itu???apakah sudah cukup kau belajar disini dan membuat cerita lain di tempat lain??

Ya Allah….Berikanlah petunjuk terbaikmu...




22 Juli 2012
Rumahku Lenteng Agung
Dalam keadaan pakaian rapi siap mengajar di Sanggarai
Perenungan kembali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar