Di minang,pedagang pasar itu kaya bahkan lebih kaya dari pada pegawai pemerintah. Pendidikan mereka memang terbatas tapi kemampuan berbisnis mereka patut diperhitungkan. Inilah kehidupan di negeri dimana pasar tradisional berkembang. Sobat,tidak akan mnemukan Alfamart,Indomart,99Supermarkt,anda harus pergi ke kios tradisional.
Jadi wajr jika orang Minang banyak yang berbisnis. Banyak yang berani dengan tantangan,banyak yang berani berbeda.Dari mereka lhirlh keturunan yang akhirya bangkit secara pendidikan...dan menjadi pembisnis besar modern kelak..atau pemikir pembaharuan..
Tapi mnarik ktika melihat negeri yang pasar tradisionalnya telah mati,dan pasar modern menjadi andalan. Tentu,yang kaya adalah beberapa orang saja (pemilik market). Sedangkan kebanyakan yang tidak berpendidikan harus puas menjadi pekerja disana. Uniknya dengan pekerjaan rutin sebagai pekerja orang di pasar modern,mereka menjadi lebih 'modern/gaul' secara pola hidup. Akses mereka kepada teknologi lebih cepat.Ada yang mnggunakannya hanya untuk menjad 'korban konsumerisme',ada juga yang menjadikannya tempat 'akselerasi belajar'. Tapi sayang,utk klmpok bagian terakhir ini sedikit sekali jumlahnya..,hampir nihil ...Tapi,Pak Houtman adalah salah satu contohnya..seorang OB yang mampu menjadi vice president Citi Bank utk region Asia
Pelajaran pentingnya adalah dimanapun posisi siklus kehidupan kita,Allah ingin kita tidak berpuas dengan fasilitas yg tersedia.Setiap orang diberikan kesempatan untuk bangkit sesuai kapasitasnya...mencari peluang baru dalam keterbatasannya..
Siklus pekerja merupakan sesuatu yang brputar...suatu hari pasar tradisional ini akan mejdi pasar modern. begitipula psar modern..akan krmbli pda pasar tradisional yg lebih sopistichated....
Hidup ya itu itu aja...untuk mengikuti takdir siklus hidup ..well,put ur best effort
#Pelajaran dari pedagang kaki lima dan OB :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar