21 Juni
Bismillahirrahmanirrahim
Hey, Dear All. Salam dari negeri jiran Malaysia.
Sabtu ini tepat dua minggu saya sudah berada di negeri ini. Menunaikan amanah sebagai Master in Islamic Finance Practice.
Dua minggu yang cukup untuk saya mulai bisa memahami ritme dasar di kampus ini dan negeri tetangga ini.
ALHAMDULILLAH
Alhamdulillah, dua minggu ini, alhamdulillah tetap sehat. Walaupun jauh dari orangtua dan masakan mama.
Alhamdulillah, saya belum pernah tidak masak disini. Tahap demi tahap coba mengaplikaskan memasak makanan sehat dengan menu sehat.
Dulu terpaksa masak karena hidup bersama adik-adik dan masak sesuai selera kite kite aje. Sekarang, walau masak untuk diri sendiri, saya terpaksa masak karena ingin mencoba habit baru. Ini berkat virus Kajian Ahad Pagi yang sering membahas \
pola makan Rasul secara scientific:'). Jadi malu sama Rasul jika tidak mencontoh part ini..(One day, insyaAllah saya mau cerita bagaimana saya menyusun jadwal menu makanan..heheh..ini pake rumus kelas Muatan Lokal di SMA dulu)
BERSAMA SEORANG KAKAK, PAK CIK DAN MAK CIK Yang BAIK
Saya tinggal bersama Ka Hajar, Alumnus CIFP dari INCEIF juga, yang sekarang bekerja di HSBC Amanah Bank. Kami tinggal di Abdullah Hukum Apartment.
Ka Hajar, kakak yang baik. Dia membuat planning dari awal saya tiba hingga saya bisa mengenal lingkungan sekitar dan bahkan mengantarkan saya di hari pertama student day
(Rasanya saya satu-satunya yang datang dengan pendamping non student)...hehe.
Ka Hajar juga memasakkan masakan yang enak untuk saya, mengajarkan bagaimana memperoleh bus, apa saja yang bisa dibeli di shop ataupun Midvalley.
Overall, sebenarnya saya hanya ingin bersyukur pada Allah telah mencodongkan hati saya untuk memilih apartemen ini dibandingkan apartemen kampus.
Saya berasa benar-benar bertemu saudara disini:')
Oya, didepan rumah ada PAk Cik dan Mak Cik yang sangat baik hati. Mereka ibarat opa dan nenek bagi saya. Acapkali saat akan turun ke surau di lantai bawah berpapasan dengan pak cik, sembari jalan, beliau bertanya kabar
Serasa pergi ke surau bersama kakek sendiri. Lain cerita dengan mak cik, terkadang sulit bercakap dengan bahasanya (Bahasa Melayu Tradisional), tapi kita sering paham dalam bahasa senyuman, dan segelintir cerita tentang masakan. Serasa sedang bersama
ibuk (nenek saya di Bukittinggi)
BAGAIMANA KABAR ALQUR'ANMU?
Alhamdulillah, walau masih tidak terlalu pesat perkembangannya, Kak Maziya (Mentor baru saya di Program Huffaz Online Khusus Lintas Negara) yang sedang berada di Sudan senantiasa sabar mendengarkan hapalan ataupun murajaah saya via Skype.
Biasanya saya memanfaatkan pukul 12-13 waktu Malaysia (pukul 7-8 pagi waktu Sudan) untuk setoran.
Jujur saya sedang melakukan banyak kesalahan (Semoga Allah mengampuninya T.T) yang menyebabkan Alquran itu hanya menempel di kata dan ingatan tapi tidak di hati.
Saya sedang kesulitan mentaddabburinya. Innalillah, saya sedang banyak dosa....
BAGAIMANA KABAR HALAQAHMU?
Hehe, ini yang paling membuat hati gundah. Hingga saat ini, saya belum dapat kelompok halaqah, apalagi megang binaan T.T.
Padahal selain dengan bantuan MR, saya sudah minta bantu dua kawan untuk mengurus perpindahan grup halaqah. But, dua minggu ini belum ada satupun lingkaran cinta mingguan itu yang bisa saya hampiri.
Kalau lagi merasa kosong ini hatinya, langsung teringat surat Qasas tentang kekosongan hati Bunda Musa dengan anaknya saat jauh, tapi kemudian Allah reheal perasaan itu. "ya Allah, semoga Engkau pula kokohkan hati ini dalam kecintaan padaMu, kau hapusan kekosongkan itu,
dan kau isi dengan asmaMu"
Mengapa halaqah menjadi urgent?Because its my first time setelah hampir 8 tahun lamanya saya hidup dalam lingkaran tarbiyah, tapi tak jelas MR saya siapa, tak tahu kawan-kawan dalam lingkaran cinta saya siapa?hiks hiks
Then, karena saya belum menemukan lingakaran dmana saya bisa berbagi keadaan ruhiyah, memikirkan gerakan dakwah, berusaha menyelesaikan setahap demi setahap permasalahan umat maupun bangsa (poin terakhir inilah yang paling penting, mengaoa harus halaqah)
Dan alasan paling naif, karena saya ingin bertemu dengan lingkaran Indonesia. MasyaAllah I dont have any Indonesian friend here (Hanya ada 3 orang Indonesia, dan mereka cowo)
---btw, kok saya merasa susah menulis dengan bahasa Indonesia ya...haha..as if it is easier using English or Melayu". Karena tak punya teman cakap Indonesia disini.
TRANSFER oF KNOWLEDGE
Bagi saya memegang binaan itu penting, super penting sekali. Disinilah saya terpaksa memantaskan diri untuk menjadi lebih baik.
Disini juga saya bisa berbagi ide dan visi, dan menggerakkan peradaban kecil. Inilah ajang berbagi Transfer of Knowledge. Maka saya berdoa, selain semoga dapat halaqah, bisa segera mendapatkan binaan.
Akan tetapi, MR saya berpesan "Sentia, menulislah!"
Itu adalah ajang untuk mmebina.
Pesan yang sama dari David Vicary, Rektor saya. Studi di INCEIF sebenarnya gampang...maka yang sangat ia harapkan adalah bagaimana kami bisa berbeda dan meyakinkan
dunia mengapa harus islamic finance.
Pesan Magda di pertemuan pertama kelas Business Economic "Jangan pernah mengkritik ketidaksesuaian yang ada sekarang jika tidak bisa menghantarkan solusi yang aplikatif. Karena seperti itulah
Rasul mengajarkan kita, umatnya. Yakinkan dunia hingga mereka mengganggukkan kepala bahwa 'Islamic Finance adalah jawaban yang mereka cari". Menuislah dan sebarkan ide kalian!!
Do your best, Allah senantiasa bekerja..."
Kesepian di negeri orang. Belum menemukan lingkaran teman yang pas. Spirit berbagi yang membuncah. Semua berkumpul menjadi satu.
Ya, saya ingin menulis bahkan sejak hari pertama disini. Tapi terkadang pesan-pesan itu membuat saya tidak PD dengan tulisan yang telah saya buat, 'cukupkah itu meyakinkan, Sen?"Selalu pertanyaan itu yang datang..
ANAK BURUNG WALLET YANG SEDANG MENCARI JATI DIRINYA
Anak Burung Wallet, seperti itulah Pak Deden kini memnaggil saya.
Beliau sedang menunggu apakah asistennya (binaannya di OJK ini) akan sukses terbang atau mati karrena tak sanggup terbang saat dilempar induknya (Hint: Cerita Burung Wallet bisa teman2 baca di Buku Bintang Yang Berserakan karya Prof Kuncoro, buku simple yang penuh hikmah hidup dan leadership)
Setiap teringat kisah burung wallet dan anaknya, saya selalu mencoba berpikir 'Dimanakah posisi saya saat ini"?
Berada diKampus terbaik di industrinya (Islamic Finance), bersama dengan berbagai praktisi dan akademisi dari berbagai negara Asia, Eropa,dan Afrika dan dari berbagai agama.
Apa yang bisa saya lakukan dengan segala fasilitas yang mudah dan alhamdulillah free saya dapatkan????
Dahulu, saya hanya menemui segelintir expert atau mereka yang ingin menjadi expert dibidang ini. Kini, di business school ini, saya bertemu dengan kelompok orang yang memiliki path sama.
So, apa yang akan membuat kamu berbeda, Sen????
SEPERTI APA INCEIF ITU?
INCEIF adalah kampus yang kecil, business school yang memang khusus untuk mencetak SDM di Islamic Finance. Satu dari 3 kampus yang bekerja sama dengan World Bank (Selain Harvard University dan....Stanford/Oxford (saya lupa))
Gurunya berasal ddari berbagai negara, begitu pula muridnya. Saya mengambil professional degree (MFIP Bukan MSc), sehingga classmate saya rata-rata practitioner dan sebagian lecturernya juga practitioner. Kelas ini berbeda sekali dengan kelas di FEUI.
Mereka suka melinkan segala teori di Economic dengan updatean kasus ekonomi masa kini. Cara berpikir mereka inovatif. Walaupun suasana kelas itu tidak semenatang Harvard University (hehehe..saya suka liat video anak-anak Harvard Business School).
Suasana kelas akan hidup jika teman-teman dari Eropa atau keturunan China eksis di kelas itu. Saya punya pengalaman yang mearik dengan salah satu teman Chinese-non muslim saya (well, saya akan buat part khusus tentang dia di next blog)
Setidaknya inilah cerita dari tiga kelas yang saya take di short term ini.
Dan satu hal, jujur, untuk mendapatkan nilai disini sepertinya tidak sesulit saat di FEUI (So, ini jika kamu mark oriented).Tapi fasilitasnya sangat available and comfort.
Link dan jejaringnya luasnya. Dan perhatian pemerintahnya (Bank Negara Malaysia) sangat tinggi. Pegawainya dari officer hingga Ob dan Satpam ramaaaaaah sekali.
Dan saya pun merasakan kelas-kelas yang diajar belum deep membahas syariah (wajarlah Sen, kan kamu baru ngambil mata kuliah dasar: Business Economics, Sharia Aspect in Business and Finance, andd Financial&managerial Accounting :) :) :)).
Ya, setidaknya ada satu hal yang memang tidak bisa saya dapat disini. Keinginan saya untuk memahami syariah dan ushul fiqh.
Kata teman saya yang berbackground syariah., "Kalau kamu pengen tahu yang dalam, ya harus ambil degree syariah' T.T
Dan lagi-lagi saya masih berdoa pada Allah, agar diberikan kedalaman ilmu, agar tidak menjadi MFIP yang nanggung pemahaman syariahnya. (Aamin)
Its so hard,but I am stilll in searching it.
KENYAMANAN DAN KESYUKURAN
Alhamdulillah, sepertinya beasiswa yang saya dapat termasuk lebih dari cukup. fasilitas pun begitu. Dan tentu bersyukur adalah hal pertama, dan harus selalu saya lakukan.
Akan tetapi, seperti kata orang "kenyamanan kadang membuat kita lupa. Kenyamanan kadang membuat kita lupa arah gerak. Kenyamanan sering membuat syukur itu hanya dalam kata 'Alhamdulillah".
dan saya belum menemuan wujud syukur yang nyata yang telah saya lakukan.
Pesan dari sesepuh Dompet Dhuafa "wujud syukurmu adalah wujud nyatamu untuk mengembalikan nikmat itu agar bisa dirasakan juga oleh hambanya yang lain"..
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ya inilah adalah tulisan saya, yang mencoba merangkai puzzle kehidupan dan mengapa hari ini saya memilih jalan ini. Hingga jika malaikat mau datang hari ini, saya bisa
menjawab mengapa saya disini. Its so hard. Apalagi saat kita tahu apa yang kita lakukan kini, adalah gambaran seperti apa kita kelak (di dunia dan akhirat)
Assalamualaikum,,kak, saya dari indonesia, mau melanjutkan studi ke INCEIF, tolong kasi info untuk penerimaan new student ya kak.
BalasHapus