Inspirasi dari 10 Negarawan Muda BIPS Batch 1
Oleh Rahma Suci Sentia
Mereka yang super...
Dia yang tampak dewasa diawal, Rupanya manja pada orangtuanya. Sayang
sekali pada adikknya. Selalu ingin tahu tentang agamanya. Lembut
hatinya peduli pada sesama. Bisa jadi engkau tidak melihatnya,karena
anak ITB ini memilih mengabdi pada sesama. Ia tak tertangkap kamera atau
berita. Ia tidak mengikuti pengabdian masyarakat yang digandrungi
banyak pemuda berprestasi lainnya. Dia memilih jalan berbeda,seorang
microbiologist yang mengabdi pada adik adik kita nan autis.
Dia teman sekamarku,yang selalu sabar saat aku membuat gaduh dimalam
hari didalam tidurku. Dia mengingatkanku saat alarmku memecah kesunyian
malam. Muslimah nan anggun ini,memiliki beberapa kesamaan denganku. Sama
sama tidur tidak pakai AC dan lebih suka angin malam, pantangan minum
es. Dari percakapannya setiap hari ditelpon bersama bapak ibunya dan
adik adiknya, aku tahu ia sangat mencintai dan dicintai keluarganya.
Hingga suatu malam,aku beranikan bertanya tentang keluarganya. Rasanya
aku harus angkat topi untuk kehebatan bapak terutama ibunya,seorang
wanita karir yang sukses membesarkan anak nam sholih dan sholihah. Dari
dia,aku serasa mengenal ibunya yang begitu kuat dan tidak pernah
sedikitpun meninggalkan kasih sayang kepada anak2nya ditengah kesibukan
menjadi banker. Setidaknya aku bisa tahu itu dari percakapan anak dan
ibu ini. Dan aku yakin kehebatan sekamarku ini,turunan dari ibunya yang
super
[]
Aku sedikit risih setiap ada yang menginap di
kosan/kontrakan/rumahku. Rasanya aku tahu diri aku bukan tuan rumah nan
baik. Sehingga aku selalu merasa resah jika tidak bisa memuliakan tamu
seperti tuntutan Rasulullah. Begitu pula saat gadis Malang-Samarinda
yang baru kukenal di seleksi final BIPS ini dengan beraninya meminta
tumpangan dikontrakanku. Tampangnya yang terkesan 'sholeh dan sangat
cerdas',membuatku berani mengizinkannya. Rupanya inapannya pertanda kami
akan kembali diikatkan selama 3 minggu kedepan dalam karantina BIPS.
Bahkan bisa dikatakan ikatan kami begitu dekat hingga seterusnya. Dia
adikku, tempat aku memuaskan hasrat curhat selama karantina,bahkan
tempat aku mengungkapkan kekesalanku pada diriku sendiri yang tidak
totalitas dikarantina ini. Momen paling tak terlupa,saat dia ikut larut
dan sedihku dan berefek pada nilai simulasi keduanya hari itu. Maaf ya
dek...Muslimah nan cerdas ini juga jadi master suhuku terutama terkait
speaking dan pronounciation. Dia selalu mengajakku utk memperbaiki
speakingku,dan lucunya dia mengajarkan pronounciation dengan
pengibaratan makharijul huruf. Aku paling ingat dengan wajahnya sedikit
kesal dan harus bersabar tatkala pronounciationku gak tepat
makhrajnya (keluarnya)...Bisa dibilang dia menggantikan peran adik
cowokku untuk 3 minggu selama karantina. Peran sebagai adik,teman
curhat,dan guru.
[]
Kita bertemu disaat seleksi final.Pertama kali aku berkenalan
dengannya aku tahu dia adalah wanita yang tough,cerdas,ambisius,dan
unik,dan aku prediksi akan memiliki cara pandang yang bertolak belakang
denganku. Saat melihatnya,aku langsung membayangkan adik cewekku yang
paling kecil,yang hampir susah akur dengan kakaknya ini.
Apalagi disaat hari pertama karantina,ustadzah dari salah satu pesantren
di Banjarmasin ini dengan percaya dirinya mengungkapkan
ketidaksukaannya dengan pemikiran Yusuf Qardhawi. Sontak, sebagai
penggagum pemikiran Yusuf Qardhawi aku merasa sakit. Dalam hati,aku
bergumam,"suatu hari kamu akan mengagumi pemikirannya,dek. Tak pinjamin
dah seabrek buku di perpustakaan pribadiku supaya kita bisa diskusi
lebih banyak"..
Benar kata Rasulullah,kalau untuk bisa menilai seseorang,kita harus
pernah menginap bersama,travelling bersama dan bermuamalah. Dan akhirnya
penilaian ku tentang ustadzah ini berubah. Dia benar benar
menginspirasi. Seorang ustadzah yang berjuang untuk membangkitkan
pesantrennya agar tidak berjuang pada kebaikan akhirat saja tapi juga
dunia. Agar murid muridnya dapat tahu bahwa dunia harus ada digenggaman
kita dan akhirat harus ada dihati kita. Dia juga pembelajar tekun,ia
pernah bercerita bahwa beberapa bulan yang lalu bari saja dia menaikkan
kemampuan bahasa inggris TOEFL dari 300an menjadi 580 hanya dalam waktu 3
bulan. Bahkan mengalahkan skor ku yang konstan segitu aja dari sejak
kuliah sampai sekarang,tidak berkembang. Maka wajar tiap malam susah
mengganggunya karena ia belajar tekun agar dapat mencapai target BIPS.
Dan tentunya hal yang paling mengejutkan dari ustadzah ini adalah dia
manja,manja sekali,plus makannya yang mengundang siapapun melihatnya
jadi pengen makan. Persis sekali seperti adikku.
Dialah ustadzah yang paling ngangenin. Perkenalan dengannya membuat aku
brlajar bahwa dengannya saja aku bisa akur dan bahkan menyayanginya,tapi
kenapa sama adikku yabg setipikal dengannya gak bisa ya..heheh
[]
Ini dia yang sealmamater denganku. Muslimah yang manis ini,sempat aku
kepoin di google karena aku tidak pernah mengenal aktivis ini
sebelumnya. Dari mbah google,aku tahu bahwa dia aktivis pergerakan
(salah satu calon pimpinan eksekutif di fakultasnya). Tak disangka
selain tangguh,muslimah ini juga sangat cerdas,harusnya junior 2010ku
ini menyelesaikan S2nya diakhir tahun ini karena mengambil jalur
fastrack. Manis,sholeh,tangguh,cerdas. Di saat minggu terakhir,aku baru
tahu ia juga memiliki hati yang lembut dan rapuh. Dia menjadi pioner
kami dalam mengeluarkan air mata karena kami akan berpisah dari masa
karantina ini. Aku terkadang sering tertawa dibuatnya karena begitu
gampangnya dia menangis. Dialah adikku yang cengeng. Tapi aku tahu
karena si hati lembut ini sayang pada kami. Momen yang paling aku suka
adalah disaat kami Almatsuran bareng. Rasanya menyegarkan. Rasanya hati
hati kami terpaut dalam dakwah. Ya,karena dalam karantina ini disematkan
lagi 1 misi dakwah menjadi duta internasional Dompet Dhuafa.
[]
Ini dia yang sealmamater denganku. Muslimah yang manis ini,sempat aku
kepoin di google karena aku tidak pernah mengenal aktivis ini
sebelumnya. Dari mbah google,aku tahu bahwa dia aktivis pergerakan
(salah satu calon pimpinan eksekutif di fakultasnya). Tak disangka
selain tangguh,muslimah ini juga sangat cerdas,harusnya junior 2010ku
ini menyelesaikan S2nya diakhir tahun ini karena mengambil jalur
fastrack. Manis,sholeh,tangguh,cerdas. Di saat minggu terakhir,aku baru
tahu ia juga memiliki hati yang lembut dan rapuh. Dia menjadi pioner
kami dalam mengeluarkan air mata karena kami akan berpisah dari masa
karantina ini. Aku terkadang sering tertawa dibuatnya karena begitu
gampangnya dia menangis. Dialah adikku yang cengeng. Tapi aku tahu,ini
semua karena si hati lembut ini sayang pada kami. Momen yang paling aku
suka bersamanya adalah disaat kami Almatsuran bareng berdua dan diakhiri
pelukan persaudaraan karena itulah hari terakhir kami. Rasanya
menyegarkan. Rasanya hati hati kami terpaut dalam dakwah., Ya,karena
dalam karantina ini disematkan lagi 1 misi dakwah menjadi duta
internasional Dompet Dhuafa dan menyebarkan islam ke bumi Allah nan lain
[]
Terakhir mba yu ku,ibu kami semua,yang paling dewasa dan bijak.
Perkenalanku pertama mengesankan dia pribadi sederhana. Saking
sederhananya,aku tidak bisa menebak kalau rupanya dia akhwat yang begitu
cerdas dan perhatian seperti kakak. Menyiapkan buah untuk
kami,mengupaskannya,bahkan menjadi narahubung kami kepada panitia,jika
kami tidak sanggup 'merengek dan meminta ini itu langsung pada panitia'.
Dia adalah yang paling pertama sependapat dengaku tentang 'suatu
kebijakan di asrama'. Dia juga yang melontarkan ketidaknyamanannya
melihat asrama berlokasi agak jauh dari pusat mesjid. Mba yu ku bilang,
boleh jadi kita selalu berjamaah tapi siapa yang memakmurkan mesjid jika
pemuda sholeh/ah nya saja tidak berada disana. Mba ku ini pula yang
risih ketika sholat isya kami selama 3 minggu ini harus molor setelah
kegiatan malam selesai. Kami harus sholat dalam keadaan menggantuk dan
letih. Mba benar-benar konsen agar kami menjaga dan memberikan sholat
terbaik kami pada Allah
[]
Dia begitu inisatif. Setelah pengumuman 10 kandidat terpilih,dia
menghubungi kami termasuk aku,dan mengucapkan selamat. Keinisiatifannya
ini juga terjaga hingga saat ini. Dia lah yang mempelopori agar alumni
BIPS 1 dapat keep contact dan kontribusi setrusnya. Dia juga yang
berinisiatif mentraktir kami makan di restoran setelah satu minggu makan
ala Bu Halimah. Selain dikenal inisiatif,pria satu ini juga dikenal
dengan rasa ingin tahunya yang luar biasa dan kemauan belajarnya. Jangan
pernah kasih panggung bertanya untuknya,karena kita akan mendapati
belasan pertanyaan dia sodorkan untuk pembicara. Tapi semua karena dia
tidam menyiakan kesempatan untum belajar. Rasa berbaginya yang tak ada
tandingnya,patut diteladani. Salut!!saya belajar banyak untuk hal ini
dari pria kelahiran Malang ini
[]
Ini juga master suhuku dari Aceh. Beberapa kali dia dijadikan partner
untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggrisku. Jujur,aku selalu takut
kalau harus menjadi partnernya,karena setiap kali berdiskusi,dia selalu
bersikap kritis. Padahal aku sering jawab asal seadanya. Tapi itulah
gunanya mengenal putra aceh ini,membuatku terdorong untuk berpikir
lebih kritis dari sudut pandang lain. Kritis bukan berarti berarti
keras. Dia justru pribadi yang rendah hati dan melankolis entah apa
jadinya see you party kami tanpa penampilan puitisnya "10 little birds
and door to return".
[]
Ikhwan ini yang paling sering menjadi imam jamaah kami. Yang paling
sering mengajak kami berjamaah. Dan juga sepertinya banyak tahu kitab
kitab.hehehe. Si Lawyer ini pula yang memberikan banyak pemikiran
tentang keadaan hukum di Indonesia saat ini disela-sela waktu istirahat
kami. Sesuatu yang jarang saya diskusikan dan menjadi insight khazanah
baru bagi saya. Walaupun jarang berinteraksi langsung,tapi saya belajar
tentang rasa syukurnya yang luar biasa berada di BIPS. Pribadi sederhana
ini selalu rendah hati.
[]
Inilah leader kami. Saya malu pertama kali melihat dia memasakkan agar
agar untuk kami,mengupaskan buah saat jam pelatihan,dan rajin
membersihkan perkakas asrama ikhwan setiap paginya. Malu,karena ada 6
akhwat disini,dan pekerjaan ini dilakukan oleh seorang ikhwan. Benar
saja,diamnya mungkin membuat kita tidak tahu siapa dia. Tapi pria bogor
ini sangat telaten dalam memberi teladan dalam tindakan kesehariannya.
[]
Terakhir,ikhwan ini bukanlah bagian dari kami. Tapi karenanya kami
dipersatukan. Pria solo,sederhana,yang saya sendiri tidak menyangka
bahwa ia adalah seorang mahasiswa berprestasi nasional ini,benar benar
totalitas dalam amal. Program BIPS ini secara teknis hampir dia kerjakan
sendiri,dan nyaris sangat memuaskan. Ibarat ayah,dia selalu memenuhi
kebutuhan harian kami. Pergi bekerja ke Parung dipagi hari,balik di sorr
hari dengan buah tangan dan memastikan kondisi kami hari ini.
Memastikam kami nyaman,dan tentunya selalu menjadikan dirinya bukan
sebagai panitia tapi justru menjadi 1 bagian dengan kami. Dari
pribadinya pula,saya semakin mengagumi pejuang pejuang yang ada di
Dompet Dhuafa. Saya yakin bahwa Dompet Dhuafa memang berisi orang orang
super berprestasi berhati emas. Yang meninggalkan kesempatan brilian
yang sering dikejar pemuda umumnya,demi mengabdi pada masyarakat. Saya
sering mendengar pendapat bahwa mereka yang bekerja di DD adalah yang
mencari zona nyaman,tidak memiliki tantangan. Tapi sepertinya mereka
salah. Pejuang DD nyaris bekerja 7*24 jam untuk masyarakat,ini tentu
penuh tantangan tapi mereka tetap selalu tersenyum. Apalagi ayah solo
ini,ia justru mengajarkan saya banyak hal. Bahwa dia justru memiliki
zona dakwah yang berbeda dari kebanyakan kami. Pengalaman mengunjungi
belasan bumi Allah di negara laon membuatnya berdakwah dizona yang
kadang membuat saya ngeri dan berdoa agar dia selalu istiqamah dalam
jalanNya.
[]
Ya..terimakasih guys, little birds plus ayah kami. You Are Great
Men. Terimakasih untuk tiga minggu yang begitu luar biasa untuk
mengajarkanku karakter pemimpin masa depan dari keseharian kalian. Maaf
terlalu banyak mujinya,padahal kalau boleh mau deh cerita yang jeleknya
juga. Tapi sayang,jeleknya insyaAllah menutupi berkah Allah pada kalian
berupa karakter pemimpin yang luar biasa. Semangat!! Ini adalah awal
perjalanan dakwah kita. Bahkan sebenarnya kita belum memulainya sama
sekali. Ingat pesan Bu Nuk,Pak Budi,Pak Rommy bahwa ada amanah besar
dibalik 3 minggu ini. Kita akan bergerak bersama bergandeng tangan
menjadi bagian baru dari keluarga Dompet Dhuafa dan menyebarkan rahmatan
lil alamin di bumi Allah yang lain.. Tidak sabar menunggu saat juang
dan asa itu...
Assalammu'alaikum
BalasHapussaya ratri dari jogja, salam kenal :)
postingan ini sangat menginspirasi saya untuk berusaha yang terbaik di BIPS batch 4. jika berkenan, apakah kak sentia mau berbagi cerita mengenai tahapan kedua di BIPS ini? seperti topik dalam wawancara manajemen dan wawancara bahasa inggris?
terimakasih sebelumnya, wassalammu'alaikum :)