Tentu saja ini adalah prestasi yang perlu kita jadikan teladan, bahkan bagi para da’i sekalipun keberhasilan Keluarga Mutammimul Ula perlu dicontoh. Dengan berbagai macam kesibukan baik sebagai seorang wakil rakyat dan da’i Mutammimul Ula mampu membagi waktunya dengan baik untuk mendampingi perkembangan anak-anaknya, apalagi mereka berdua melakukan semuanya sendiri, tanpa pembantu rumah tangga.
1. Mengajarkan Al Quran sejak usia 4 tahun.
2. Doktrin keluarga = Al Quran adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat
3. Jangan terlalu mengandalkan sekolah
4. dua per tiga keberhasilan Pendidikan itu ada di rumah
5. Keberhasilan adalah hasil integrasi kedua orang tuanya. Lebih besar tanggung jawab seorang ayah dibanding ibu
6. Rasulullah memanggil ayah dari anak yang mencuri.( berarti tanggung jawab orang tua sangat besar pada anak )
7. Suami yang membangun visi dan istri yang mengisi kerangka itu.
8. Imam Syafi’i ditinggal wafat ayahnya ketika berusia 6 tahun. Namun isi kepala sang ayah sudah pindah ke sang ibu. ( betapa penting peran visioner seorang ayah )
9. Al Banna dan sentuhan pendidikan sang ayah
10. Qordhowi berkata, dahulu saya tidak tahu mengapa ayah mengkondisikan saya hafal al quran usia 1O tahun
11. Ihtimam atau perhatian yang tinggi terhadap anak dan pendidikannya
12. Perhatian dari A sd Z, potong kuku, bersihkan telinga dll
13. File file khusus yang menyimpan catatan tentang anak, hasil ulangan dll
14. Kekayaan kami adalah anak dan buku. Setiap liburan, selalu mengajak anak anak ke toko buku.ada 4000 buku di rumah
15. Visi yang ada di kepala kami adalah anak anak kami semuanya harus menjadi hafidz quran
16. Keliling Jawa dan Madura untuk melihat pesantren tahfidz terbaik. Pilihan jatuh di Kudus. Orang mencibir untuk apa menjadi hafidz Quran dan menitipkan anak di pesantren.
17. Tujuh tahun pernikahan tanpa televisi
18. Setiap hari diperdengarkan murottal
19. Sang ibu mengajar sendiri dengan Qiroati
2. Doktrin keluarga = Al Quran adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat
3. Jangan terlalu mengandalkan sekolah
4. dua per tiga keberhasilan Pendidikan itu ada di rumah
5. Keberhasilan adalah hasil integrasi kedua orang tuanya. Lebih besar tanggung jawab seorang ayah dibanding ibu
6. Rasulullah memanggil ayah dari anak yang mencuri.( berarti tanggung jawab orang tua sangat besar pada anak )
7. Suami yang membangun visi dan istri yang mengisi kerangka itu.
8. Imam Syafi’i ditinggal wafat ayahnya ketika berusia 6 tahun. Namun isi kepala sang ayah sudah pindah ke sang ibu. ( betapa penting peran visioner seorang ayah )
9. Al Banna dan sentuhan pendidikan sang ayah
10. Qordhowi berkata, dahulu saya tidak tahu mengapa ayah mengkondisikan saya hafal al quran usia 1O tahun
11. Ihtimam atau perhatian yang tinggi terhadap anak dan pendidikannya
12. Perhatian dari A sd Z, potong kuku, bersihkan telinga dll
13. File file khusus yang menyimpan catatan tentang anak, hasil ulangan dll
14. Kekayaan kami adalah anak dan buku. Setiap liburan, selalu mengajak anak anak ke toko buku.ada 4000 buku di rumah
15. Visi yang ada di kepala kami adalah anak anak kami semuanya harus menjadi hafidz quran
16. Keliling Jawa dan Madura untuk melihat pesantren tahfidz terbaik. Pilihan jatuh di Kudus. Orang mencibir untuk apa menjadi hafidz Quran dan menitipkan anak di pesantren.
17. Tujuh tahun pernikahan tanpa televisi
18. Setiap hari diperdengarkan murottal
19. Sang ibu mengajar sendiri dengan Qiroati
1. Menjelang tidur selalu diceritakan kisah kisah para nabi dan rasul
2. Jadwal dalam papan besar untuk belajar Al quran bagi 11 anak kami
3. Bakda maghrib dan Bakda subuh adalah waktu interaksi dengan Al Qur an.
4. Selalu menyemangati anak “Nak ibu bangga sekali dengan kamu, meskipun sulit tapi kamu disiplin menyetorkan hafalan 2 ayat setiap hari”.
5. Anak pertama dan kedua sejak usia 5 dan 4 tahun terbiasa bangun sebelum subuh dan diajak sholat berjamaah, di Komplek perumahan DPR-RI si kecil sudah bisa menghafal siapa saja anggota dewan yang jarang sholat subuh berjamaah
7. Jangan lupakan membangun dakwah di keluarga besar. Saat kami all out keluar rumah, keluarga besar kamilah, yang terlibat mengawasi anak anak
8. Kami rutin berkunjung ke keluarga besar untuk menjalin hubungan baik dengan mereka
9. Kesulitan di masa pembentukan adalah faktor keistiqomahan. Harus konsisten mengontrol
10. Memagari anak anak dari pengaruh negatif. Ada agreement dengan anak anak kapan saat menonton TV dan ada hukuman bila dilanggar
11. Nak, hafalanmu banyak, TV itu bisa memakan bagian pikiranmu
12. Syukur kami tiada henti padamu ya Robbi atas karunia anak anak kami
2. Jadwal dalam papan besar untuk belajar Al quran bagi 11 anak kami
3. Bakda maghrib dan Bakda subuh adalah waktu interaksi dengan Al Qur an.
4. Selalu menyemangati anak “Nak ibu bangga sekali dengan kamu, meskipun sulit tapi kamu disiplin menyetorkan hafalan 2 ayat setiap hari”.
5. Anak pertama dan kedua sejak usia 5 dan 4 tahun terbiasa bangun sebelum subuh dan diajak sholat berjamaah, di Komplek perumahan DPR-RI si kecil sudah bisa menghafal siapa saja anggota dewan yang jarang sholat subuh berjamaah
7. Jangan lupakan membangun dakwah di keluarga besar. Saat kami all out keluar rumah, keluarga besar kamilah, yang terlibat mengawasi anak anak
8. Kami rutin berkunjung ke keluarga besar untuk menjalin hubungan baik dengan mereka
9. Kesulitan di masa pembentukan adalah faktor keistiqomahan. Harus konsisten mengontrol
10. Memagari anak anak dari pengaruh negatif. Ada agreement dengan anak anak kapan saat menonton TV dan ada hukuman bila dilanggar
11. Nak, hafalanmu banyak, TV itu bisa memakan bagian pikiranmu
12. Syukur kami tiada henti padamu ya Robbi atas karunia anak anak kami
Wirianingsih, Berbagi Pengalaman menjadi Ibu dari 10 anak Penghafal Al-Qur’an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar