Selasa, 13 Mei 2014

Cerita Seorang ODOJ ers :)

Tiga puluh sembilan hari sudah aku melalui hari dengan tilawah minimal 1 juz sehari bersama sahabat ODOJ61. Pernah rutin harian terjalani hampir selalu berjalan dengan minimal 2 juz perhari (karena mengambil lelangan Juz yang ada), bahkan pernah sampai dalam satu hari bisa terbaca 4,5 juz, masyaa Allah...menyenangkan sekali rasanya. 

Semakin membaca ayat-ayatNya...semakin aku sadar betapa aku belum memaknai seluruh kalimatNya, bahkan harakat dalam membaca panjang-pendek bacaan tilawah saja masih seringkali salah, belum lagi tajwid bacaan yang entah benar-entah tidak. 

Merasa terberatkan untuk menyelesaikan 1 Juz targetan sendiri pun pernah, perasaan terlampau sibuk dan letih untuk tilawah pun ada. Tapi sungguh, ketika diri telah membiasakan paksaan kebaikan untuk menunaikan minimal 1 juz dalam sehari, lama kelamaan nikmat yang akan terasa di jiwa. 

Rasa penasaran akan arti ayat-ayat al-qur'an yang dibaca berbuah pada catatan dan stabilo yang dibeli khusus untuk menandai ayat-ayat tertentu di al-qur'an terjemahan untuk kemudian disalin di notes kecil yang bisa dibaca ulang kapanpun kumau. Kemudian berlanjut ke belajar tafsir ataupun diskusi dengan yang lebih ahli untuk menjawab aneka pertanyaan yang muncul selama mempelajari ayatNya. Menyenangkan! 

Keraguan akan bacaan kemudian berbuah juga pada keinginan untuk lebih mempelajari lagi bacaan, panjang-pendek, tajwid, hingga irama bacaan dengan mengikuti gaya bacaan qori ternama sekelas Mishary Rasheed Al Afasy ataupun Muhammad Thaha Al Junayd. Menyenangkan! 

Pernah seorang teman berkata, "Nes, salah satu kebarakahan ilmu adalah ketika kita merasa ingin belajar lagi dan lagi karena merasa ilmu yang ada masih teramat sangat kurang". 

Penuh dalam harap bahwa ini adalah salah satu bukti kebarakahan program One Day One Juz. Ketika hikmah yang ada lebih dapat kita tarik dan temukan daripada rintangan kesulitan yang menghadang. Temukan (dan nikmati) hikmahnya! Karena salah satu pembeda antara hambaNya yang beriman dengan mereka yang kafir adalah kemampuan mengambil hikmah atas segala apa yang ada di muka bumi, semoga kita termasuk salah satu dari ahli hikmah itu...(': 

Dan tak perlu khawatir jikalau penat kembali menyapa di tengah kesibukkan yang ada, tak perlu malu dengan teman ketika kita yang biasanya paling bersemangat berODOJ kemudian menjadi tenggelam dalam kesibukan. Pun malu, malu lah pada Allah, karena kesibukkan itu kondisi, tapi meluangkan waktu adalah pilihan. Dan pilihan itu ada di tangan kita ketika kita memutuskan untuk menomorsatukan akhirat diatas dunia dan seisinya. 

Pun rasa penat kembali menggoyahkan azzam, minta. Mintalah kepada Allah untuk dimampukan, mintalah kepada Allah agar dikuatkan, mintalah kepada Allah agar tak ada bosan dan jenuh pada surat cinta terbaikNya untuk hambaNya, pada al-qur'anul kariim. Minta. Karena tiada daya dan upaya selain karena Allah yang Mengkehendaki. Mintalah kepada Allah. 

Sungguh, kesibukkan hanyalah kondisi, sedangkan meluangkan waktu adalah pilihan. 

"Maka Ingatlah kepadaKu. Maka akupun akan ingat kepadamu. ..." (Al Baqarah 152) 

Maka pilihlah untuk selalu ingat kepadaNya...(': 


@nestrinadezda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar