Rabu, 26 Desember 2012

Riba



Riris
: mbak sen, ganggu gak….mau tanya, boleh? (ia mendekatiku di bangku luar)
Sentia
: Tanya apa ris?? (sentia menoleh sesaat sembari tersenyum, dan seperti biasa ia akan melanjutkan obrolan sembari asyik dengan laptopnya)
Riris
: Mbak, benar gak sih kalau Indonesia itu pusat ekonomi islam di dunia?
Sentia
: (Sentia langsung menghentikan kesibukannya dan memperhatikan Riris dengan sungguh-sungguh. Ia selalu fokus dan tertarik jika berbicara ekonomi islam). Hmhmh gimana ya ris..bisa ia bisa gak..hehehe (sambil bikin penasaran adik juniorya yang satu ini)
Riris
: Maksudnya mbak..>,<
Sentia
: Iya, karena banyak negara yang mengklaim merka sebagi pusat ekonomi Islam. Ada malaisya, ada Inggris, negara-negara Gulf Area juga.., bahkan Singapura juga. Nah, kalau mau diamati Indonesia juga
Riris
: Nah loh, masa pusat macam-macam mbak?
Sentia
: Iya, ini masih klaim si dek. Belum ada indikator utama menilai gimana yang namanya pusat peradaban itu. Kalau kaka sih  mikirnya, pusat perdaban ekonomi islam itu ya keren dari ahli SDM nya, prakteknya, pengembangan ilmu pengetahuannya, hingga aktivitas kehidupan ekonomi syariah sehari-sehari. Kalau Malaisya ngeklaim  karena praktik mereka dah gencar dek. Kalau inggris selain praktiknya bagus, pengembangan ilmu pengetahuannya juga keren. Makanya Durhem University terkeanl tuh jadi rahimnya pakar eksyar.

Riris
:Trus Indonesia..?
Sentia
: Indonesia adalah negara yag unik ne, ris. Pekembangannya didorong dari kebutuhan dari masyarakat. Bottom up , istilahnya. Dan kalau dikomparasikan maka ekonomi syariah di Indonesia udah termasuk paling syariah dibanding yang lain. Itu menurut aku based beberapa pakar lho…Jadi kamu harus bangga dunk sebagai anak Indonesia…heheh *lebay dah*

Riris
: mmm gituya, harus bangga..tapi mbak kenapa harus bangga ? Emangnya apanya yang membanggakan?

: Indonesia katanya paling banyak jamaah hajinya, tapi…duitnya masih disimpandi bank bukan syariah. Itu yang sederhananya aja ya mbak, kan kalau haji itu ibadah rukun islam toh…kenapa gak dari sana dulu aja…
Sentia
: Iya sih ris..tapi dah ada koq yang pake bank syariah…, walau baru dikit
Riris
: Nah tapinya itu lho mbak, gak make sense aja menurut aku….

Trus pemimpin negara agamanya islam, mentri mayoritas muslim, penduduknya juga, tapi kita masih aja ngutang pake bunga..yang di Albaqarah 287 dah jelas jelas kan mbak HARAM…adih amit amit kita makannya pake haram dunk….giman dunk mbak, masih bangga??
Sentia
: (diam membisu)
Riris
: Trus kita berlomba mendirikan pesantren, mesjid, NGO yang gerakin pemuda islam, eh tapi kalau kirim donasi masa' toh kirimkan via Bank Non Syariah…yah agak aneh toh mbak,

: yang paling parah lagi mbak, korupsi kita naudzubillah. Padahal kalo kita dah paham dengan yang namnya syariah. Berani percaya kalau bisa jadi pusat ekonomi bisnis syariah, dah tentulah korupsi gak lagi ada…Ajeb ajeb ini saban hari dengar orang korupsi mulu

Pagi hingga sore pegawai bank syariah melayani nasabah. Tapi diluar kantor masih aja make kartu bank konvensional karena aksesnya lebih mudah

Trus kayak kita di FSI FEUI, katanya lembaga dakwah yang mensyiarkan islam dan juga ekonomi islam, tapi hitung aja ada berapa biji doank yang nerapin ekonomis yariah dlam kesehariannya. Cek aja kartu ATMnya paling gampang mbak..

Banyak juga orang-orang yang paham syariah, tapi gaji pembantunya keburu telat dibayar. Nah muamalah seperti apa pula itu mbak yu,,,,
 Di pasar paling parah, masih aja timbangannya ddimanipulasi, kalau gak harganya dimark-up. Seperti mbak cerita kemaren itu tuh pas ke desa Bojong di Garut, masyarkatnya punya pertanian yang luas, cuman dibeli ama tengkulak, sebelum sempat mengetahui harga pasar, mereka nyangka harganya dah lumayan buat kebutuhan sehari-hari padahal sebenarnay mereka bisa dapat harga yang lebih

(hosh hosh) Riris bingung…mpe kapan syariah itu benaran ada ya? Jadi kenapa harus bangga? Kenapa?
Sentia
:Ke…Kenapa..?? *tersenyum pahit*
Riris
: Bukankah islam dan spesifiknya ekonomi islam mengajarkan kebaikan dalam bermuamalah dimulai dari hal sederhana?
Sentia
: (dalam hati: Tapi bank syariah kita banyak koq ris, pasar mdal juga berkembang, BMT subhanalallh merajalela, tapi,,,,,hmhm kenapa ya ada yang kurang….)
Irma
: (yangs edari tadi menguping , akhirnya menimplai).Iya kenapa ya mbak??Menurutku kalau lembaga syariah aja yang berkembang gak ada bedanya. Soalnya aku make bank syariah dan embah ku juga sempat jadi nasabah BMT, gak ada bedanya sih mbak,selain pegawwainya pake jibab, ramah….Syukur sih, tapi apa itu yang namanya Cikal Pusat Peradaban Ekonomi Islam ??
Riris
Hayo lho mbak (sambil tertawa senyum gaya khas kalemnya). Katanya mau jadi pakar ekonomi syariah, masa' yang begini gak bisa dituntaskan..heheh
Irma
: Apakah ekonomi syaria itu hanya cover mbak? Apa kita terjebak euforia syariah dan islam aja mbak..sehingga syariah ad adimana-diaman diIndonesia, trus kita klaim kalau itu Indonesia dah jadi pusat. Atokah sebenarnya kita hanya tergila-gila dalam syariah yang sebanrnya di dalamnya da riba. Sehingga kita hanya berpikir syariah iya bank syariah, pasar modal. Bukan truth or trusthworthy…

Mbak, aku takut kalau kita itu termasuk yang disebut dalam Albaqarah 275, tanpa kita sadari (dengan muta sayu dan takut)….
Sentia
*tak bersuara, hanya memperhatikan argumentasi dari juniornya*
IRma
" Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukkan setan karena gila (Albaqarah 275).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar