Rabu, 26 Desember 2012

??!Ekonomi Syariah, Tanya Kenapa



??!Ekonomi Syariah, Tanya Kenapa

Persepsi setiap manusia mengenai kesejahteraaan sebagai tujuan pencapaian hidup berbeda-beda. Dalam literatur ilmu ekonomi konvensional disimpulkan bahwa tujuan manusia memenuhi kebutuhannya atas barang jasa adalah untuk mencapai well-being (kesejahteraan). Ilmu ekonomi menjelaskan apakah yang disebut keadaan sejahtera, bagaimana keadaan yang dapat disebut sejahtera, apa syarat dan kriterianya, dan bagaimana mencapainya. Sayangnya, kesejahteraan dalam ekonomi konvensional acapkali dikaitkan dari perspektif materialisme dan hedonisme negatif.

Contohnya, sistem kapitalisme yang mengedepankan kebebasan individu dan perspektif materialistik yang dalam prakteknya cenderung mengabaikan aspek moral, spiritual, rasional, sosiologi, psikologi, dan lainnya. Pemilik modal dianggap sebagai satu-satunya pemilik harta tanpa adanya hak orang lain yang melekat didalamnya. Individu tersebut berbuat apa saja dalam memaksimalkan keuntungan mulai dari sistem bunga sampai margin trading( transaksi dengan volume besar tetapi modal kecil) tanpa harus merasa terikat dengan tanggung jawab sosial. Win-loose atau zero-sum games-lah yang dikedepankan.
 

Ekonomi syariah - di luar negeri hanya dikenal dengan istilah sebagai ekonomi islam-lahir sebagai solusi. Dalam makalahnya berjudul, Ethics of Economiy as Bridge Between Western Ethicof Reason and Islamic Thinking, Phill Peter Schmiedel menilai, diterapkan prinsip ekonomi islam yang bermoral dan beretika dalam berbisnis bukan berarti meng-Islamkan dunia. Menurutnya digunakan ekonomi islam hanya untuk mengeneralisasikan nilai etika dan norma objektif dalam islam sebagai pedoman mencapai falah (kebahagiaan di dunia dan akhirat). Nilai-nilai yang berasal dari dua sumber utama yaitu Quran dan Hadist dan bersifat universal yang berlaku bagi umat manusia dimanapun dan kapanpun. Buktinya, sekarang perkembangan bank berbasis sistem islam di negara-negara nonislam yang menganut kapitalis ataupun sosialis telah berkembang pesat, seperti Bank of Whittier,California. Fakta lain terlihat saat krisis global melanda yang menurunkan kinerja keuangaan .Di saat bank-bank dan pasar saham komersial tunggang langgang karena penurunan labanya, bank syariah justru tidak mendapatkan dampak yang signifikan (hanya turun 1,8%).


Ketahanan ini merupakan stimulan dari pelaksanaan hakikat ekonomi islam berbasis pada prinsip sebagai berikut:(a) Kesadaran bahwa aspek kehidupan ekonomi manusia memiliki hubungan simboisme dengan kehidupan spiritualisme. Pelaku syariah menyadari bahwa upaya pencapaian ekonomi semata-mata dalam menjalankan fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi.(b) Manusia memiliki kebebasan memanfaatkan hartanya selagi dapat memberi manfaat dan tidak merugikan orang lain.(c) Dalam setiap harta terlekat hak orang lain sehingga pelaku ekonomi sebagai individu dalam masyarakat wajib memberikan zakatnya demi menghilangkan gap antara kelompok the have dan the have not. (d) Manusia dilarang mendapatkan harta yang bersifat judi,spekulasi, eksploitasi, bunga. (e) Aktivitas ekonomi dilakukan dengan semangat kerjasama dan persaudaraan agar tercapai win-win solution.(f) Kegiatan ditujukan untuk kemaslahatan umat manusia merujuk pada maqasid syariah-nya( tujuan syariahnya),yaitu jaminan kebebasan berpikir, keselamatan atau perlinduangan terhadap jiwa dan harta serta keluarga dan turunan.

So, landasannyanya saja jelas lalu kenapa tanya “kenapa ekonomi islam” lagi? (Sumber: Majalah Sharing edisi 34 Thn IV Oktober 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar