Sabtu, 31 Januari 2015

Inspirasi dari 10 Negarawan Muda BIPS (Beastudi Indonesia Preparatory School) Batch 1 /Uniprep Dompet Dhuafa

Inspirasi dari 10 Negarawan Muda BIPS Batch 1
Oleh Rahma Suci Sentia


Mereka yang super...
Dia yang tampak dewasa diawal, Rupanya manja pada orangtuanya. Sayang sekali pada adikknya. Selalu ingin tahu tentang agamanya. Lembut hatinya peduli pada sesama. Bisa jadi engkau tidak melihatnya,karena anak ITB ini memilih mengabdi pada sesama. Ia tak tertangkap kamera atau berita. Ia tidak mengikuti pengabdian masyarakat yang digandrungi banyak pemuda berprestasi lainnya. Dia memilih jalan berbeda,seorang microbiologist yang mengabdi pada adik adik kita nan autis.
Dia teman sekamarku,yang selalu sabar saat aku membuat gaduh dimalam hari didalam tidurku. Dia mengingatkanku saat alarmku memecah kesunyian malam. Muslimah nan anggun ini,memiliki beberapa kesamaan denganku. Sama sama tidur tidak pakai AC dan lebih suka angin malam, pantangan minum es. Dari percakapannya setiap hari ditelpon bersama bapak ibunya dan adik adiknya, aku tahu ia sangat mencintai dan dicintai keluarganya. Hingga suatu malam,aku beranikan bertanya tentang keluarganya. Rasanya aku harus angkat topi untuk kehebatan bapak terutama ibunya,seorang wanita karir yang sukses membesarkan anak nam sholih dan sholihah. Dari dia,aku serasa mengenal ibunya yang begitu kuat dan tidak pernah sedikitpun meninggalkan kasih sayang kepada anak2nya ditengah kesibukan menjadi banker. Setidaknya aku bisa tahu itu dari percakapan anak dan ibu ini. Dan aku yakin kehebatan sekamarku ini,turunan dari ibunya yang super

[]
Aku sedikit risih setiap ada yang menginap di kosan/kontrakan/rumahku. Rasanya aku tahu diri aku bukan tuan rumah nan baik. Sehingga aku selalu merasa resah jika tidak bisa memuliakan tamu seperti tuntutan Rasulullah. Begitu pula saat gadis Malang-Samarinda yang baru kukenal di seleksi final BIPS ini dengan beraninya meminta tumpangan dikontrakanku. Tampangnya yang terkesan 'sholeh dan sangat cerdas',membuatku berani mengizinkannya. Rupanya inapannya pertanda kami akan kembali diikatkan selama 3 minggu kedepan dalam karantina BIPS. Bahkan bisa dikatakan ikatan kami begitu dekat hingga seterusnya. Dia adikku, tempat aku memuaskan hasrat curhat selama karantina,bahkan tempat aku mengungkapkan kekesalanku pada diriku sendiri yang tidak totalitas dikarantina ini. Momen paling tak terlupa,saat dia ikut larut dan sedihku dan berefek pada nilai simulasi keduanya hari itu. Maaf ya dek...Muslimah nan cerdas  ini juga jadi master suhuku terutama terkait speaking dan pronounciation. Dia selalu mengajakku utk memperbaiki speakingku,dan lucunya dia mengajarkan pronounciation dengan pengibaratan makharijul huruf. Aku paling ingat dengan wajahnya  sedikit kesal dan harus bersabar tatkala  pronounciationku  gak tepat makhrajnya (keluarnya)...Bisa dibilang dia menggantikan peran adik cowokku untuk 3 minggu selama karantina. Peran sebagai adik,teman curhat,dan guru.

[]
Kita bertemu disaat seleksi final.Pertama kali aku berkenalan dengannya aku tahu dia adalah wanita yang tough,cerdas,ambisius,dan unik,dan aku prediksi akan memiliki cara pandang yang bertolak belakang denganku. Saat melihatnya,aku langsung membayangkan adik cewekku yang paling kecil,yang hampir susah akur dengan kakaknya ini.
Apalagi disaat hari pertama karantina,ustadzah dari salah satu pesantren di Banjarmasin ini dengan percaya dirinya mengungkapkan ketidaksukaannya dengan pemikiran Yusuf Qardhawi. Sontak, sebagai penggagum pemikiran Yusuf Qardhawi aku merasa sakit. Dalam hati,aku bergumam,"suatu hari kamu akan mengagumi pemikirannya,dek. Tak pinjamin dah seabrek buku di perpustakaan pribadiku supaya kita bisa diskusi lebih banyak"..

Benar kata Rasulullah,kalau untuk bisa menilai seseorang,kita harus pernah menginap bersama,travelling bersama dan bermuamalah. Dan akhirnya penilaian ku tentang ustadzah ini berubah. Dia benar benar menginspirasi. Seorang ustadzah yang berjuang untuk membangkitkan pesantrennya agar tidak berjuang pada kebaikan akhirat saja tapi juga dunia. Agar murid muridnya dapat tahu bahwa dunia harus ada digenggaman kita dan akhirat harus ada dihati kita. Dia juga pembelajar tekun,ia pernah bercerita bahwa beberapa bulan yang lalu bari saja dia menaikkan kemampuan bahasa inggris TOEFL dari 300an menjadi 580 hanya dalam waktu 3 bulan. Bahkan mengalahkan skor ku yang konstan segitu aja dari sejak kuliah sampai sekarang,tidak berkembang. Maka wajar tiap malam susah mengganggunya karena ia belajar tekun agar dapat mencapai target BIPS.
Dan tentunya hal yang paling mengejutkan dari ustadzah ini adalah dia manja,manja sekali,plus makannya yang mengundang siapapun melihatnya jadi pengen makan. Persis sekali seperti adikku.
Dialah ustadzah yang paling ngangenin. Perkenalan dengannya membuat aku brlajar bahwa dengannya saja aku bisa akur dan bahkan menyayanginya,tapi kenapa sama adikku yabg setipikal dengannya gak bisa ya..heheh

[]
Ini dia yang sealmamater denganku. Muslimah yang manis ini,sempat aku kepoin di google karena aku tidak pernah mengenal aktivis ini sebelumnya. Dari mbah google,aku tahu bahwa dia aktivis pergerakan (salah satu calon pimpinan eksekutif di fakultasnya). Tak disangka selain tangguh,muslimah ini juga sangat cerdas,harusnya junior 2010ku ini menyelesaikan S2nya diakhir tahun ini karena mengambil jalur fastrack. Manis,sholeh,tangguh,cerdas. Di saat minggu terakhir,aku baru tahu ia juga memiliki hati yang lembut dan rapuh. Dia menjadi pioner kami dalam mengeluarkan air mata karena kami akan berpisah dari masa karantina ini. Aku terkadang sering tertawa dibuatnya karena begitu gampangnya dia menangis. Dialah adikku yang cengeng. Tapi aku tahu karena si hati lembut ini sayang pada kami. Momen yang paling aku suka adalah disaat kami Almatsuran bareng. Rasanya menyegarkan. Rasanya hati hati kami terpaut dalam dakwah. Ya,karena dalam karantina ini disematkan lagi 1 misi dakwah menjadi duta internasional Dompet Dhuafa.

[]
Ini dia yang sealmamater denganku. Muslimah yang manis ini,sempat aku kepoin di google karena aku tidak pernah mengenal aktivis ini sebelumnya. Dari mbah google,aku tahu bahwa dia aktivis pergerakan (salah satu calon pimpinan eksekutif di fakultasnya). Tak disangka selain tangguh,muslimah ini juga sangat cerdas,harusnya junior 2010ku ini menyelesaikan S2nya diakhir tahun ini karena mengambil jalur fastrack. Manis,sholeh,tangguh,cerdas. Di saat minggu terakhir,aku baru tahu ia juga memiliki hati yang lembut dan rapuh. Dia menjadi pioner kami dalam mengeluarkan air mata karena kami akan berpisah dari masa karantina ini. Aku terkadang sering tertawa dibuatnya karena begitu gampangnya dia menangis. Dialah adikku yang cengeng. Tapi aku tahu,ini semua karena si hati lembut ini sayang pada kami. Momen yang paling aku suka bersamanya adalah disaat kami Almatsuran bareng berdua dan diakhiri pelukan persaudaraan karena itulah hari terakhir kami. Rasanya menyegarkan. Rasanya hati hati kami terpaut dalam dakwah., Ya,karena dalam karantina ini disematkan lagi 1 misi dakwah menjadi duta internasional Dompet Dhuafa dan menyebarkan islam ke bumi Allah nan lain

[]
Terakhir mba yu ku,ibu kami semua,yang paling dewasa dan bijak. Perkenalanku pertama mengesankan dia pribadi sederhana. Saking sederhananya,aku tidak bisa menebak kalau rupanya dia akhwat yang begitu cerdas dan perhatian seperti kakak. Menyiapkan buah untuk kami,mengupaskannya,bahkan menjadi narahubung kami kepada panitia,jika kami tidak sanggup 'merengek dan meminta ini itu langsung pada panitia'. Dia adalah yang paling pertama sependapat dengaku tentang 'suatu kebijakan di asrama'. Dia juga yang melontarkan ketidaknyamanannya melihat asrama berlokasi agak jauh dari pusat mesjid. Mba yu ku bilang, boleh jadi kita selalu berjamaah tapi siapa yang memakmurkan mesjid jika pemuda sholeh/ah nya saja tidak berada disana. Mba ku ini pula yang risih ketika sholat isya kami selama 3 minggu ini harus molor setelah kegiatan malam selesai. Kami harus sholat dalam keadaan menggantuk dan letih. Mba benar-benar konsen agar kami menjaga dan memberikan sholat terbaik kami pada Allah

[]
Dia begitu inisatif. Setelah pengumuman 10 kandidat terpilih,dia menghubungi kami termasuk aku,dan mengucapkan selamat. Keinisiatifannya ini juga terjaga hingga saat ini. Dia lah yang mempelopori agar alumni BIPS 1 dapat keep contact dan kontribusi setrusnya. Dia juga yang berinisiatif mentraktir kami makan di restoran setelah satu minggu makan ala Bu Halimah. Selain dikenal inisiatif,pria satu ini juga dikenal dengan rasa ingin tahunya yang luar biasa dan kemauan belajarnya. Jangan pernah kasih panggung bertanya untuknya,karena kita akan mendapati belasan pertanyaan dia sodorkan untuk pembicara. Tapi semua karena dia tidam menyiakan kesempatan untum belajar.  Rasa berbaginya yang tak ada tandingnya,patut diteladani. Salut!!saya belajar banyak untuk hal ini dari pria kelahiran Malang ini
[]
Ini juga master suhuku dari Aceh. Beberapa kali dia dijadikan partner untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggrisku. Jujur,aku selalu takut kalau harus menjadi partnernya,karena setiap kali berdiskusi,dia selalu bersikap kritis. Padahal aku sering jawab asal seadanya. Tapi itulah gunanya mengenal putra aceh ini,membuatku terdorong untuk berpikir  lebih kritis dari sudut pandang lain. Kritis bukan berarti berarti keras. Dia justru pribadi yang rendah hati dan melankolis entah apa jadinya see you party kami tanpa penampilan puitisnya "10 little birds and door to return".

[]
Ikhwan ini yang paling sering menjadi imam jamaah kami. Yang paling sering mengajak kami berjamaah. Dan juga sepertinya banyak tahu kitab kitab.hehehe. Si Lawyer ini pula yang memberikan banyak pemikiran tentang keadaan hukum di Indonesia saat ini disela-sela waktu istirahat kami. Sesuatu yang jarang saya diskusikan dan menjadi insight khazanah baru bagi saya. Walaupun jarang berinteraksi langsung,tapi saya belajar tentang rasa syukurnya yang luar biasa berada di BIPS. Pribadi sederhana ini selalu rendah hati.
[]
Inilah leader kami. Saya malu pertama kali melihat dia memasakkan agar agar untuk kami,mengupaskan buah saat jam pelatihan,dan rajin membersihkan perkakas asrama ikhwan setiap paginya. Malu,karena ada 6 akhwat disini,dan pekerjaan ini dilakukan oleh seorang ikhwan. Benar saja,diamnya mungkin membuat kita tidak tahu siapa dia. Tapi pria bogor ini sangat telaten dalam memberi teladan dalam tindakan kesehariannya.

[]
Terakhir,ikhwan ini bukanlah bagian dari kami. Tapi karenanya kami dipersatukan. Pria solo,sederhana,yang saya sendiri tidak menyangka bahwa ia adalah seorang mahasiswa berprestasi nasional ini,benar benar totalitas dalam amal. Program BIPS ini secara teknis hampir dia kerjakan sendiri,dan nyaris sangat memuaskan. Ibarat ayah,dia selalu memenuhi kebutuhan harian kami. Pergi bekerja ke Parung dipagi hari,balik di sorr hari dengan buah tangan dan memastikan kondisi kami hari ini. Memastikam kami nyaman,dan tentunya selalu menjadikan dirinya bukan sebagai panitia tapi justru menjadi 1 bagian dengan kami. Dari pribadinya pula,saya semakin mengagumi pejuang pejuang yang ada di Dompet Dhuafa. Saya yakin bahwa Dompet Dhuafa memang berisi orang orang super berprestasi berhati emas. Yang meninggalkan kesempatan brilian yang sering dikejar pemuda umumnya,demi mengabdi pada masyarakat. Saya sering mendengar pendapat bahwa mereka yang bekerja di DD adalah yang mencari zona nyaman,tidak memiliki tantangan. Tapi sepertinya mereka salah. Pejuang DD nyaris bekerja 7*24 jam untuk masyarakat,ini tentu penuh tantangan tapi mereka tetap selalu tersenyum. Apalagi ayah solo ini,ia justru mengajarkan saya banyak hal. Bahwa dia justru memiliki zona dakwah yang berbeda dari kebanyakan kami. Pengalaman mengunjungi belasan bumi Allah di negara laon membuatnya berdakwah dizona yang kadang membuat saya ngeri dan berdoa agar dia selalu istiqamah dalam jalanNya.

[]
Ya..terimakasih guys,  little birds plus ayah kami. You Are Great
Men. Terimakasih untuk tiga minggu yang begitu luar biasa untuk mengajarkanku karakter pemimpin masa depan dari keseharian kalian. Maaf terlalu banyak mujinya,padahal kalau boleh mau deh cerita yang jeleknya juga. Tapi sayang,jeleknya insyaAllah menutupi berkah Allah pada kalian berupa karakter pemimpin yang luar biasa. Semangat!! Ini adalah awal perjalanan dakwah kita. Bahkan sebenarnya kita belum memulainya sama sekali. Ingat pesan Bu Nuk,Pak Budi,Pak Rommy bahwa ada amanah besar dibalik 3 minggu ini. Kita akan bergerak bersama bergandeng tangan menjadi bagian baru dari keluarga Dompet Dhuafa dan menyebarkan rahmatan lil alamin di bumi Allah yang lain.. Tidak sabar menunggu saat juang dan asa itu...


 

1 komentar:

  1. Assalammu'alaikum
    saya ratri dari jogja, salam kenal :)
    postingan ini sangat menginspirasi saya untuk berusaha yang terbaik di BIPS batch 4. jika berkenan, apakah kak sentia mau berbagi cerita mengenai tahapan kedua di BIPS ini? seperti topik dalam wawancara manajemen dan wawancara bahasa inggris?
    terimakasih sebelumnya, wassalammu'alaikum :)

    BalasHapus