Senin, 04 Mei 2015

FASE MEMPELAJARI SIROH

FASE MEMPELAJARI SIROH

Wahid bin Abdus Salam Bali menawarkan 4 fase dalam mempelajarai sejarah kehidupan Nabi saw.

Fase pertama adalah Ta’sis, yaitu pembentukan dasar dan prinsip dalam mengenal Nabi saw. Pada fase ini, setiap peristiwa penting dalam kehidupan Nabi saw harus diingat dengan baik dengan berurutan secara kronologis. Kitab-kitab rangkuman atau khulashah cocok dijadikan referensi untuk mencapai target di fase ini.

Fase kedua adalah Tashwir, yaitu pemahaman secara mendalam terhadapa setiap peristiwa dalam kehidupan Nabi. Kajian sejarah kehidupan Nabi saw terfokus pada satu referensi utama yang membahas fase-fase kehidupan Nabi secara kronologis-historis dengan informasi yang cukup lengkap. Kitab Ar-Rahiiq Al-Makhtum yang ditulis oleh Al-Mubarakfury adalah salah satu referensi yang cocok untuk fase ini.

Fase ketiga oleh Wahid Abdus Salam Bali disebut dengan Tahlil. Pada fase ini, seorang muslim bukan hanya mengenal peristiwa dalam sejarah kehidupan Nabi saw, tetapi juga melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut untuk menemukan nilai-nilai kehidupan yang relevan dengan kehidupan sekarang. Pada fase inilah mempelajari sirah nabawiyah efektif mewariskan karakter. Zaadul Ma’ad
karya Ibnul Qayyim adalah contoh referensi yang sesuai untuk fase ini.

Pada puncaknya, mempelajari Sirah Nabawiyah harus sampai pada fase
Takhshish. Fase ini dilakukan dengan melakukan studi yang komprehensif terhadap setiap peristiwa dalam sejarah hidup Nabi saw. Studi dilakukan dengan mengkaji satu peristiwa secara cross reference yang melibatkan berbagai referensi primer kitab-kitab yang membahas kehidupan Nabi saw. Perihal kelahiran Nabi saw misalnya, dikaji secara komprehensif dan mendalam melalui Sirah Ibn Hisyam, Tarikh At-Thabary, Ath-Thabaqat Al-Kubra karyaIbn Sa’ad , dan Al-Bidayah wa An-Nihayah karya Ibn Katsir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar