Rabu, 26 Desember 2012

Analisa SWOT Sang Korelis yang Sanguinis



Analisa SWOT Sang Korelis yang Sanguinis
Oleh Rahma Suci Sentia

#essay setahun yang lalu ketika maju jadi BPH (Badan Pengurus Harian)FSI

Dominansi korelis dan sanguinis menjadikan saya dikenal sebagai sosok yang kuat, dinamis, mampu memimpikan hal yang mustahil dan meraih cita yang terkadang sering tampak bagi orang sebagai sesuatu di luar jangkauan. Seperti kata Florence Littaeur dalam bukunya “Personality Plus”, saya adalah orang yang paling mudah dipahami dan mudah diajak bergaul selama orang di sekeliling saya hidup dengan mengikuti peraturan emas dengan cara saya, SEKARANG!. Acap kali terkesan memaksakan kehendak alias pemimpin otoriter tapi sifat sanguinis saya menyeimbangkannya sehingga bila saya diberi kesempatan untuk berpikir dalam keadaan tenang dalam beberapa waktu saja maka sifat demokratis saya akan timbul. Terbiasa dengan kerja tim membuat saya selalu mau mendengar pendapat, kritikan ( evaluasi diri) serta mengkritik abiz orang lain. Saya akan mengatakan suka terhadap yang saya suka dan tidak suka terhadap yang saya tidak suka. Akan tetapi, ketika ada yang menasehati saya terhadap sesuatu yang saya anggap benar, jangan harap saya akan langsung benar-benar mengiyakannya. Saya akan selalu punya alasan untuk mematahkannya sehingga saya selalu membutuhkan teman yang menenangkan (tipe phlegmatis) yang mau mendengarkan tapi nasehat kecilnya selalu membuat saya mau berpikir dua kali dan bersikap adil dalam bertindak dan mengambil keputusan secara objektif dan dari hati ke hati. Saya suka bekerja dibawah tekanan karena bagi saya tantangan adalah the best opportunity.

Antusiasme yang tinggi terhadap hal-hal baru serta ekspresif kadang menjadikan saya sedikit “aneh” atau “ labil” di mata teman yang mengenal. Walaupun saya dikenal dengan pribadi yang suka bercerita, mencari pertemanan dan link, saya tertutup terhadap masalah pribadi termasuk kepada orang orang yang sangat saya percayai. Saya tipe yang susah dinilai orang lain. Saya percaya pada kemampuan dan ketahanan saya untuk menyelesaikan masalah pribadi saya. Anehnya, saya sangat suka dan mudah menilai kepribadian orang lain dengan hampir tepat. Saya bukan orang yang ingin dicari untuk mendengarkan curhat orang lain tapi saya akan mendengarkan dengan sepenuh hati jika orang lain datang kepada saya. Saya benar-benar belum bisa menjadi pemberi nasehat yang baik tapi saya pemberi semangat yang baik. Bagi saya menyemangati orang lain untuk percaya akan kemapuan dirinya sudah cukup untuk memudahkan jalan mereka menyelesaikan masalahnnya. 

Menyadari diri bukan seseorang yang teratur dan rapi, pelupa, kreatif dan perfeksionis, saya “terpaksa” selalu melakukan segala sesuatu dengan perencanaan yang matang sebelumnya. Jadi ketika ditanya waktu kosong saya, saya akan susah menyesuaikannya. Saya memegang prinsip bahwa saya hidup hanya untuk satu detik sekarang, bukan untuk satu detik ke depan sehingga saya selalu berusaha melakukan sesuatu yang bermanfaat bukan hanya untuk diri saya tapi juga untuk sekitar saya karena selalu ngeri ketika ingat pertanyaan setelah kematian tentang apa saja yang telah saya lakukan sepanjang hidup. (Rumus Hidup: Sukses dunia akhirat=bermanfaat untuk diri+ sekitar)

Ketidakrealistisan dan keoptimisan adalah kekurangan saya, yang terkadang membuat saya tidak bisa menilai dengan patut kemampuan saya sesungguhnya. Sadar akan hal itu, saya selalu senang bertanya kepada mereka,yang mengenal saya dan bisa objektif, terhadap hal-hal yang membuat saya bimbang. Saya tidak akan tergoyahkan ketika pihak eksternal telah mendukung. Akan tetapi, saya sangat akan pesimis ketika saya melihat tidak ada tanda-tanda dukungan pihak lain terhadap ide saya. Padahal bisunya mereka, belum berarti ketidaksetujuan mereka. Disinilah saya butuh orang yang setipe dengan saya, yang selalu bisa memberi semangat sebesar “ghirah perang badar”. Jika tidak, permasalahan akan beruntun. Alhamdulillah, saya sekarang sudah menemukan solusi buat penyakit yang satu ini, yaitu bertanya langsung pada-Nya . Namun, ini membutuhkan suasana kondusif yang selalu mengingatkan saya akan Allah. Dan FSI adalah salah satu sarananya.=D
FE Madani, in harmonia progression!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar