[transcript] I Swear by Time: a tafsir of
surah Al ‘Ashr
The first
thing we gonna talk about today is the fact this is one of the surahs that
belongs to a score of surahs that begin with oaths. The rough translation if i
was to say “wal ‘ashr”, “I swear by time”. It’s very course translation but
still, the point that’s coming across is Allah Himself is taking an oath. He’s
swearing by something. What’s the benefit of Allah ‘Azza wa Jalla swearing?
There are few;
- Acknowledge the _____, the magnificent nature of something
Whenever
Allah swears by a something profound and magnificent, something that demands
reflection, in other words, Allah is calling the human being’s attention to
reflect on the passage of time.
- In this surah there’s also the object of the oath, Al ‘Ashr. What’s the subject? Innal insaana lafii khusr. Allah says His swears by time, or by the passage of time, and then He declares that “all human beings are immersed in a state of loss”. So there’s the object being time, and the subject being the loss of the human being. When this happens typically in the Quran and also in ancient Arabic _____, the object is actually a proof of the subject. In other words, if you say human being are in loss, and somebody says “what’s your proof?”, what is the one thing human beings are losing all the time? Time. Huh huh. Right? Well this is asset that we can never keep, we can’t hold on to this hour, this minute, this second. It is leaving us, and it will continue to leave us. It is not something you can store and use later on. Another way of Al ‘Ashr understood is; ‘Ashr is also refers to the life of nations. So when Allah says Al ‘Ashr, it doesn’t refers to the passage of time of a day only, or a life of one person, but the life of an entire nation. And these rises and falls of nations themselves are proof that human beings are in loss.
Then you go
further and find that the object of the oath is a witness for the subject of
the oath. This is different now, we said two things: the object is a proof of
the subject, that’s one thing. The second is the object is a witness for the
subject. How we understand that suratul ‘Ashr is Allah is bringing time as a
witness to something. What is time supposed to witness? That no doubt human
beings are immersed in loss. What is that means? The humanity at large, they
are run after things. We run after things that are actually distractions from
our real purpose in life. “Alhaakum attakaatsur”, “it deluted you; the want of
more, ____ to get more and more”. It distracted you from your real purpose.
Now, are we the first people who run after wealth? Or to run after a house? Or
to run after getting marry to a beautiful woman? Are we the first to run after
these things or were the people before run after these things too? They were.
And people run after them thinking that they are going to have success, when
they get them they will have success. And Allah made time a witness that people
came, and they ran after these things, and they failed. And there other people
came, and they ran after these things, and they failed again. And other people
came, and did the same thing again; thousands upon thousands of years, hundreds
upon hundreds of generations, run after another the same drama over and over
again. And one creation of Allah has been watching it happen, it witness to
this thing over and over again, it almost ____ when it sees our struggles then
says “here we go again”. Here’s another one. So another way, time is a witness
to the tragedy of human life, the tragedy of the human being aspirations had it
in the wrong direction. So time is being brought as a witness against us, or a
witness to the tragedy of the human being.
One of the meaning of ‘ashr is time that is running
out, or the last portion of time. Even shalatul ‘ashr is the last part of the
day, when time is running out. And classically speaking, ‘ashr was the time in
ancient society, especially in arab society, when the merchant, and the
traveler, they always in a hurry. Because you know when it’s night fall,
there’s a lot of danger, they can’t protect their assets, and things like that.
So the most hassle and bustle happens when ‘ashr time. That’s the busiest most
urgent time. In other word, the next lesson we’re learning here in the surah as
we go on is; whatever Allah has to say, “the time for you and me to react is
not a lot of time”. We need to act quickly, because the dawn of our life has
set upon us! That’s being captured in just a word Al ‘Ashr; benefit of this
oath is a sense of urgency.
source: a volunteer
Saya
Bersumpah Demi Waktu: Tafsir Surah Alashr
Hal pertama
yang akan kita bahas hari ini adalah tentang suatu surah yang termasuk didalam
rententan surah yang dimulai dengan sumpah. Terjemahan bebas dari ‘Wal Ashr”
adalah Saya Bersumpah Demi Waktu. Ini hanyalah terjemahan sederhana tapi poinnya
bahwa ini datang dari Allah yang
langsung bersumpah dengannya. Apa
manfaat Allah bersumpah?
Ada beberapa
:
1. Menyatakan betapa pentingnya sesuatu
tersebut.
Ketika Allah
bersumpah dengan sesuatu berarti itu sangat dalam dan menakjubkan, sesuatu yang
meminta kita untuk memikirkannya, dengan kata lain Allah mengajak manusia untuk
memperhatikan dan mendatadabburi masalah waktu
2. Di surat ini, ada objek dari sumpah,
yakni Al-ashr. Apa subjeknya? Innalinsaana lafii khusr. Allah mengatakan
sumpahNya demi waktu dan kemudian Dia
mendeklarasikan seluruh manusia terbenam
dalam kerugian yang nyata. Sehingga objeknya waktu dan subjeknya adalah
kerugian manusia. Ketika ini terjadi di dalam Alquran dan juga Bahasa Arab ,
objeknya sebenarnya adalah pembuktian dari subjek. Dengan kata lain , apabila
kamu mengatakan manusia ada dalam kerugian dan seseorang mengatakan , “Apa buktinya?. Apakah sesuatu
yang manusia selalu rugi setiap waktunya? Waktu. Huh?!! Huh?!!. Benar?Baiklah
ini adalah aset yang tidak pernah bisa kita simpan dan genggam satu jam, satu
menit bahkan satu detik. Dia akan meninggalkan kita dan akan terus meninggalkan
kita. Sesuatu yang tidak mungkin bisa kamu simpan dan dipergunakan di lain
waktu. Cara lain untuk memahami Al’ashr adalah Ashr merujuk pada kehidupan
suatu bangsa. Sehingga saat Allah menyatakan Al-ashr itu tidak berarti waktu
pada hari itu saja atau sebuah kehidupan dari seseorang, tapi tentang seluruh
bangsa. Dan naik dan jatuhnya bangsa
adalah bukti bahwa mereka berada dalam kerugian.
Kemudian kita
lihat lebih jauh dan menemukan bahwa objek dari sumpah adalah cerminan/saksi dari
subjek sumpah. Ini sesuatu yang berbeda sekarang, kita sedang membahas 2 hal:
objek adalah bukti dari subjek, itu
satu. Yang kedua adalah objek adalah cerminan/saksi dari subjek. Cara untuk memahami
surat Alashr adalah Allah: waktu sebagai cerminan/saksi untuk sesuatu.
Kira-kira waktu itu saksi untuk apa ? Bahwa Tidak ada keraguan bahwa manusia
berada dalam kerugian yang nyata. Apa artinya? Manusia pada umumnya, mereka
mengejar sesuatu hal. Kita sedang mengejar sesuatu yang sebenarnya menjauhkan
kita dari tujuan kehidupan kita. “Alhaakum attakaatsur”. Itu membuatmu bias,
ada keinginan lebih, mendapatkan lebih dan lebih lagi. Itu mengalihkanmu dari
tujuan sebenarnya. Sekarang, kita adalah orang pertama yang selalu mengejar
harta?Atau rumah? Atau wanita cantik? Apakah kita (manusia-manusia zaman ini)
yang menjadi orang pertama yang mengejar ini ataukah orang-orang sebelumnya
juga mengejar ini pula? Mereka (orang –orang terdahulu) juga melakukan hal
serupa. Dan mereka yang mengejar itu berpikir bahwa dengan begitu mereka akan
sukses. Dan Allah membuat waktu sebagai saksi bahwa orang orang orang
terdahulu, dan mengejar hal-hal ini, mereka adalah orang orang yang gagal. Dan
ada lagi orang-orang setelah itu yang berlaku serupa, mengejar (dunia), dan
akhirnya pun mereka gagal. Dan ribuan tahun dan ribuan tahun orang melakukan
hal serupa dan mereka lagi-lagi menjadi orang yang gagal. Ratusan generasi
silih berganti mengejar hal yang sama dan lagi-lagi mereka termasuk orang yang
gagal. Dan salah satu ciptaan Allah (waktu) menyadksikan itu (kesalahan itu)
berulang-ulang kali. Dan ketika waktu sedang melihat kita berebutan
memperjuangkan itu, waktu berkata “Inilah mereka yang terjebak lagi”. Dengan
kata lain, waktu adalah saksi dari tragedi penderitaan kehidupan manusia,
tragedi dari cita-cita kehidupan manusia yang berada dalam arah yang sama.
Waktu adalah saksi kita, saksi dari penderitaan manusia.
Arti lain dari
Alasr adalah waktu yang hampir berakhir atau sisa waktu. Lebih jauh lagi adalah
bagian terakhir dari hari, ketika waktu habis. Secara klasikal, ashr
berarti waktu di masyarakat kuno, terutama di komunitas arab, ketika
pengusaha dan para pelancong, mereka selalu dalam keadaan terburu-buru. Karena
kamu tahu bahwa ketika malam tiba,
banyak bahaya yang mungkin datang menghampiri mereka, mereka tidak bisa menjaga
hartanya. Dan banyak sekali percecokan
dan kesibukan yang terjadi di waktu ashar. Itu adalah waktu sibuk dan paling
penting . Dengan kata lain, pelajarannya adalah kita sedang mempelajari surah
ini karena kita ada didalamnya dan Allah
mengatakan “Waktu untukmu dan Aku untuk bertindak tidaklah banyak”. Kita harus
beraksi cepat karena fajar kehidupan kita telah berlangsung . Dan itu hanya
diringkas dalam satu kata ‘Alashr, dan tujuan sumpah ini adalah agar timbul
rasa urgen (dari diri kita).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar