Rabu, 26 Desember 2012

Obama dan speechnya; Temanku dan Jepangya

26/12/2011


Hari ini begitu luar biasa. Aku bertemu dengan orang-orang luar biasa yang membuat perubahan dan membuat aku semakin percaya there isn't impossible. Hari ini aku memandangi barack bama dan michelle-nya lekat-lekat dibalik kotak ajaib 14 inchi-ku. Kuotak-atik semua situs yang menampilkan ornag nomor satu di tahun belakangan ini. Yang kehadirannya bahkan di negaraku,indonesia, telah mengalihkan kesibukan semua orang, semua (red: tidak semua juga)mengelukan namanya sebagai presden dunia yang punya ikatan sejarah hidup dan pendidikan di negeri ibu pertiwi Indonesia.

Ya hari ini aku sedang ingin belajar berpidato dari para pemimpin dunia (red: prsiden AS) dari mulai John Kennedy, GW. Bush hingga si hitam ajaib, Obama. Sekian banyak video inagurasi kepresiden kutonton tapi hanya Obama yang membuatku takjub. Bukan karena pidatonya tapi bagaimana respon semua yang hadir dan mendengarkannya bisa terpengaruh sihir pidatonya. tentulah Senyum sumringah (red: Obama dan istri) sepertinya adalah sihir bagi siapa yang melihat dan tentulah setiap kata positif, insiratif, penuh kepercayaan, dan erndadh hati menjadi sihir bagi yang mendengar. Itu yang tidak kudapat dari pemimpin dunia sebelumnya. Kaku, formalitas, dan terkesan tidak jujur.

Ya ...setiap pidatonya selalu memberikan power bagi yang mendengar. Yes, You can. YEs, We can. Kata-kata yang tentunya karab di telinga manusia negro hingga asia yang entahlah apa masih menjadi santaapan kata kesenangan beliau ketika menjadi sang presiden.

Dan yang paling saya suka dari gayanya adalah ia berpidato tapi bukan berpidato. Ia bercerita. Ia bernarasi. Ada saja rasanya hal yang bisa ia sangkutpautkan mengenai apa yang ia katakan dengan cerita kehidupan keluarganya. Its like a virus. Narasi!!!
diramu senyum dan pujian pada audience. Sempurna untuk membuat audeincenya senang dan standing applause berkali-kai.


HAri ini aku tidak hanya bertemu si hitam inspiratif Obama dan wanita hebat disampingnya, Michele (red: padanan pasangan yang mengerti ramu menyihir audiens). Di asrama tiara dihebohi oleh kedatangan seorang Japan. ups, maksudnya seorang teman yang baru saja balik dari Jepang karena menjadi delegasi Indoensia di Asian Job Express. Yeah bikin iri tapi tentu iri yang membuatku semangat untuk segera mengunjungi Jepang juga. semoga tentunya.

Walau banyak cerita tentang JEpang yang kudapat baik dari buku travelling, milis, message, dan cerita orang. Tapi rasany aberbeda kali ini karena ini cerita dari teman sekamarku yang aku tahu benar bagaimana dirinya pagi hingg apagi lagi (lebai dah =P)...Inilah yang membuat jepang terasa makin dekat di hati. Sekurang-kurangya bau teman sekamar kebawalah ke Jepang, bukan??

Tapi intinya bukan itu, kawan. Aku takjub dengan jepang dengan ke-'islaman yang ditampilkan orang -orang non islam bahkan tak bertuhan. Mereka begitu menerapkan nilai islam.



Dhanita said, " Bayangkan semua orang berjalan dengan sangat cepat bahkan gw kalah oleh jalannya nenek-nenek tua Jepang disana. mereka sgap dan cekatan. Merka pun sangat disiplin. Pernah suatu waktu, ketika antri kereta, gw menemukan hal aneh dalam kelompok delegasi Indoensaia gw. Sepertinya kami adalah satu-satunya yang bikin antrian di JEpang berantakan. KAmi berkumpul seperti ibu-ibu arisan sedangkan penduduk JEpang sendiri mengantri tanpa ada yang merintah dan ngeliat. Antri bagian kiri lagi. Ya karena di bagian lainny mereka telah menyediakan ruang untuk penumpang yang turun. Eits bukan hanya itu, hal yang paling menakjubkan adalah mereka tidak nafsu kursi kosong sperti penumpang kereta di Jakarta. RAta-rata dari merek aberdiri dan hanya akan duduk ketika merasa lelah. "

"Peminta-minta??' Jangan ditanya. walaupun sebenarnay gw sempat bertemu seorang bapak yang minta-minta tapi sepertinya ia bukan pengemis tapi hanya stress."

"" Stress". YA itu hal yang biasa di Jepang. Mungkin tepatnya di Tokyo. Hampir setiap hari ada yang bunuh diri. Dan inilah satu-satuny apenyebab utama kereta disana bisa telat hingga 10 menit. Ya, hanya karena ada saja manusia tidak kreatif yang lagi-lagi melompat bunu diri dari kereta.

Inialh negara dengan kepercayaan tanpa Tuhan bahkan walau mereka beragama, itu hanya sekedar budaya. " Untuk apa percaya Tuhan, jika segalany ahampir bisa kami ciptakan dengan otak kami, " begitu desah seorang teman Jepang Dhanita".

Bagaimana??mungkin ada sedikit syukur dari kita, hei Indoensia??ya negara denga ketuhanna Yang Maha Esa. Mungkin spirit iniyang tidak tergantikan dengan kaizen.
Tapi tak salah pula jika kit abelajar disiplin, in time, jujur( red; jiwakesamuraian) dari mereka dengan tetap BerTuhan, tentunya "


Thank dhanita, cerita simple mu membuat aku belajar

SYUKUR karena aku dilahirkan sebagai muslim . Dan keDISIPLINan karena aku seorang muslim. Walashr,,

Hari ini dhanita lagi-lagi mengajarkan ku banyak hal. selain Jepangnya. tentu aku menguak kompetisinya. Ia dia benar-benar konsultan bisnis masa depan. Juara 2 dan ditawari pekerjaan. YEah tapi itu tidak begitu penting. Yang penting adalah siapa saja delegasi Indoensia waktu itu. Dan one of them is my friend @FE. T.T....it makes me sad. Why?entahlah entah mengapa setiap ada orang yang seusia ari lebih kencantau lebih muda. Seangkatan atau lebih muda. Se- se- se atu lebih dibawah, aku akan selalu merasa terpukul karena its means aku harus berlari mengejar prestasi dala fastabiqulkahirat lebih lebih kencang lagi.

Hmhmh, akhirnya aku obrak abrik catatanku. Dan aku lihat wowowow terlalu banyaklomba ekonomi islambertaraf internasional yang hampir deadline. Jiah aku lupa, padahal aku sudah tahu infonya dari sebulan lalu. Intinya, seharusnya lebih banyak sticky note di dinding kamrku. Atau aku harus fokus. Semangat sentia karena dengan berkompetisi aku bisa memperdalam ekonomi islam lebih dalam (red; kepaksa) dan kau senang. Aku tak berharap bakal lulus tapi aku berharap semakin banyak ilmu yang
kuraih. Tapi aku percaya tidak ada yang tidak munkin dan tak salah juga untuk optimis. Seperti kata seniorku, OPTIMIS tau KAFIR. yeah....>.<





-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar