Selasa, 13 Desember 2016

Asrama untuk Mahasiswa Penghapal Alquran,IQF

Saya sedang membayangkan bagaimana kiranya saat itu saya tidak pernah "disana",ditempat yang saya sebut "tempat kembali"

Ya..Saat ini saya sedang berada dalam titik paling jauh dari Alquran,sejak saat pertama kali saya mengenal "tempat kembali". Ini..Saat rasa "cinta" pada nya terasa hampa...Saat saya memaksanya untuk merindu dikala tilawah,namun hambar tak merasuk jiwa.Ah,tilawah saja susah,apalagi menghapal,muraja'ah dan tadabbur....Alam bawah sadar ingin dan merindu...Ia lah panggilan dari "tempat kembali"..Tapi hati mengeras karena dunia yang lebih banyak menemani...

Tapi selalu saja "tempat kembali" itu membayangi,dan setidaknya membuat hati yang terasa makin mengeras ini,dipaksa lembut,kembali kepada Nya

Tak pernah terbayangkan jika "tempat kembali" itu tidak pernah saya kenal.
Apakah hati yang sedang mengeras ini,masih bisa tersadar,terdorong,walau sangat lambat untuk tersentuh padaNya

"Tempat kembali" ini,rumah yang mengenalkanku akan rumah yang dicita bernama Surga,ialah rumah mereka yang bermimpi menjadi Hafidz/ah dan menjadi pemimpin masa depan dengan profesi kelak yang digeluti...*IQF*

Bukan sekadar penghapal quran,tapi yang menjaganya dan menjadikannya hidup (tak terabaikan atau mahjuura) dan nyata dalam kehidupannya ,kehidupan masyarakatnya,di setiap sendi sistemnya...

Ahh,,,beratnya cita itu jika kupikir lagi...Apalagi hati ini sedang mengeras...Mengurus diri sendiri agar patut dicintaiNya,agar Alquran itu hidup pada dirinya saja,masih sangat jauh...

Ya Allah adakah aku kembali kepada keburukan setelah engkau beri "tempat kembali"???


"Tempat kembali" yang aku bermimpi lebih banyak lagi yang mampu mencicipinya...Agar setidaknya lebih banyak mimpi-mimpi dan tangan-tangan yang berjuang agar Alquran itu hidup kembali di tengah masyarakat ini...

Semua dimulai dari mengenalnya,bercengkrama,bersahabat,menghapal,mencinta,dan kemudian menjadi nafas dalam setiap langkah kehidupannya...Apapun profesinya kelak...

-----

Sobat, tepat 3 tahun yang lalu; dimulai dari September 2013 hingga setahun lamanya,saya mengenal "tempat kembali" ini. Namun,jika diingat,setahun itu adalah setahun terberat dari seluruh tahun2 yg pernah dihadapi. Penuh perjuangan untuk setiap yang berada disana...Dan setiap kami memiliki perjuangan yang berbeda beda..

Salah satu perjuangan dari sekian perjuangan saya adalah "agar bisa bertahan dirumah sewa ini setidaknya untuk setahun".

Alasan yang cukup materialisik,tapi cukup menjadi batu kerikil..

Setelah tamat di Agustus 2013,saya "berjanji" kepada orangtua saya agar tetap mandiri  ,walau tanpa beasiswa,walau tanpa "lamaran kerja dan kerja",namun mesti tetap "belajar"...hidup dan membantu orangtua

300ribu untuk membayar sewa rumah saja tiap bulannya,menjadi perjuangan besar bagi saya..Padahal dahulu disaat berkuliah dengan banyaknya beasiswa,nominal itu sungguh tak berarti...Bahkan saya pernah ngkos diatas harga itu ditahun 2010 dan biasa saja mengeluarkannya...


300ribu menjadi sangat berarti. Dan pekerjaan menjadi asisten dosen,mengajar saya geluti,asisten peneliti.Pekerjaan sambilan yang bisa kompromi dengan masa "belajar saya yang kedua",namun tetap mandiri

300ribu,sungguh nilai yang berharga.Walau saat itu saya harus memutar otak juga agar mampu memenuhi kebutuahn sehari2...

300ribu,disaat itu kami belum memiliki rumah tetap.Dimana saya dan teman2 bisa tenang dalam   mengenal Alquran...

Ah,jadi teringat kisah salah satu junior sekamar,yang setelah beberapa bulan keluar karena kendala dana dari orangtua...

Aku ingat sekali saat ia bercerita susahnya menghapal jika tak berada dilingkungan "tempat kembali",dimana Alquran itu hidup 24jam,jika bukan dari mulutku setidaknya dari teman2 yang lain..."Ada musyrifah yang bahkan dalam letih dikala malam,masih bisa dipanggil untuk sekedar mengoreksi...Tempat yang sebelum subuh sudah ada yang membangunkan dengan murajaahnya...Tempat kembali" selalu hidup dengan Alquran..itulah arti sebuah rumah ini bagi kami

Seandainya saja kami punya rumah "tempat kembali" yang tetap...Tentu setdaknya 1 batu kerikil ini tak menghalangi


Hari ini,saya ingin mengajak sobat2 saya disini,membantu kami. "Kami" yang ingin sekali punya rumah "tempat kembali".
Saya yang setidaknya ingin sekali waktu dan keringat untuk 300ribu itu tidak lagi menghantui adik2 kita...


Saya bermimpi tidak ada lagi kerikil 300ribu itu bagi mereka yang berada di tempat kembali *IQF*

Menjadi hafidzah masih jauh dari saya,,mungkin dari sebagian sobat juga ada yg seperti saya...Dunia telah menggelumuti...

Tapi seandainya kita masih jauh dari itu...
Biarlah tangan ini mewujudkan cita cita mereka
Mereka yang azam dan cita nya sungguh kuat pada Alquran...
Mereka yang ingin sekali Alquran hidup di dadanga dan menyebarkan kebaikannya dibumi

Biarlah jika bibir dan dada kita belum mampu,,,
setidaknya tangan ini mampu menyisihkan 1 kerikil mereka
Biarlah tangan dan keringat kita yang berjuang menyisihkan sedikit rezeki...
dan menitipkan pada mereka...

Para MAHAsiswa Penghapal Alquran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar