Senin, 04 Februari 2013

Bank Syariah Potensial di Sumbar

Bank Syariah Potensial di Sumbar
BSM Klaim Kuasai 37 Persen Pasar
Padang Ekspres • Rabu, 28/09/2011 16:07 WIB • (mg8) • 217 klik
SILATURAHMI: Pemimpin Bank Syariah Mandiri Cabang Padang Alhuda Djanis bersama r
Padang, Padek—Sumatera Barat (Sumbar) dianggap sebagai pasar Bank Syariah paling potensial. Sebab, kehidupan masyarakat di daerah ini sudah menjalankan kehidupan dengan sistem syariah.

”Selama ini hanya beberapa persen saja masyarakat Sumbar yang menjadi nasabah Bank Syariah, padahal kehidupan masyarakat sudah dijalankan dengan sistem syariah. Jadi sebenarnya tinggal menyosialisasikan saja, jiwanya sudah ada. Saya kira ini pasar yang sangat potensial,” kata Pemimpin Cabang Bank Syariah Mandiri cabang Padang, Alhuda Djanis, ketika berkunjung ke redaksi Padang Ekspres, Selasa (27/9). Rombongan diterima Pemimpin Perusahaan Padang Ekspres, Two Efly dan Kadept Pengembangan Iklan Dicky Junaidi.

Alhuda Djanis mencontohkan model-model bisnis masyarakat di Sumbar rata-rata dijalankan secara syariah, meski tidak menyebut nama syariah.

”Seperti pengelolaan rumah makan, sawah, semuanya dengan sistem bagi hasil, itu kan bagian dari syariah,” katanya.
Potensi itu katanya, akan menjadi pengembangan utama banknya di masa mendatang. ”Motto kami, bagaimana agar bank ini menjadi bagian dari masyarakat, dan bisa dirasakan manfaatnya. Sebab secara pondasi, kami menawarkan sesuatu yang berbeda dengan bank konvensional,” terang alumni Akuntansi Universitas Andalas (Unand), itu.

Untuk wilayah Sumbar sendiri, BSM sudah menguasai 37 persen pasar. Dengan jumlah outlet sebanyak 20 outlet di 17 kabupaten dan kota. Pertumbuhan di Sumbar terhitung tinggi, bahkan target pusat sudah mampu mereka selesaikan pada Agustus lalu. Sehingga menurutnya proyeksi utama adalah mencapai target 2015 masuk daftar top ten bank.  

Pencapaian laba perusahaan sudah melebihi 150 persen, dengan pertumbuhan tiap tahun sekitar 49 persen. Dalam waktu beberapa tahun nilai omzet perusahan sudah menembus angka Rp40 triliun lebih.
Seperti kebanyakan bank lainnya, pendanaan, founding leading, dan fee based, tetap menjadi produk utama yang diberikan kepada masyarakat. Namun mereka tetap menjadikan cash management sebagai ikon dari BSM. ”Soal pembayaran itu, kami bekerja sama dengan delapan perguruan tinggi, dan beberapa perusahaan,” kata Alhuda. (mg8)
[ Red/Redaksi_ILS ]

sumber:http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=13408

Tidak ada komentar:

Posting Komentar