Sabtu, 11 Oktober 2014
HOME EDUCATION
Sharing dr grup HE berbasis potensi & akhlak bersama Septi Peni Wulandani & Harry Santosa
----------------------
HOME EDUCATION
Home Education itu sifatnya wajib bagi kita yg berperan sebagai penjaga amanah. Karena
Home education, sejatinya adalah kemampuan alami dan kewajiban syar'i setiap ayah bunda yg dipercaya menjaga amanahNya.
Jadi tidak ada yang "LUAR BIASA" yg akan kita kerjakan di HE. Kita hanya akan melakukan yang "SEMESTINYA" orangtua lakukan. Maka syarat pertama "dilarang minder" ketika pilihan anda berbeda dg yang lain. Karena kita sedang menjalankan "misi hidup" dari sang Maha Guru
HE itu dimulai dari proses seleksi ayah/ibu yg tepat untuk anak2 kita, karena hak anak pertama adlh mendapatkan ayah/ibu yg baik.
Setelah itu dilanjutkan dari proses terjadinya anak2, di dalam rahim, sampai dia lahir.
Tahap berikutnya dari usia 0-7th, usia 8-14 th, usia 14 th ke atas kita sdh punya anak yg akil baligh secara bersamaan, insya Allah
Home Education sbg ortu dan anak nyaris selesai di usia 14 th ke atas, kita berubah fungsi menjadi "coach" anak kita menjadi dewasa, delivery method HE sudah jauh berbeda.
Untuk itu siapkan diri, kuatkan mental, bersihkan segala emosi dan dendam pribadi, untuk menerima SK dari yang Maha Memberi Amanah.
Jangan pernah ragukan DIA. Jaga amanah dengan sungguh-sungguh, dunia Allah yang atur, dan nikmati perjalanan anda
Bagian#1
Bagaimanakah yg dimaksud dg "SEMESTINYA" itu?
Kita dipercaya sebagai penjaga amanahNya, SEMESTINYA kita menjaganya dg ilmu, jadi orangtua yg belajar khusus unt mendidik anaknya seharusnya hal BIASA, tapi skrg menjadi LUAR BIASA krn tidak banyak yg melakukannya
SEMESTINYA ortu
🍂mendidik
🍂mendengarkan
🍂 Menyanyangi,
🍂melayani (pd usia 0-7 thn),
🍂memberi rasa aman&nyaman,
🍂menjaga dr hal2 yg merusak jiwa&fisiknya
🍂memberi contoh/keteladanan
🍂bermain
🍂berkomunikasi dg baik sesuai usia anak
........
👍 maka how to start home education? Mulailah dr menulis hal yang SEMESTINYA, jalankan satu-persatu sesuai kemampuan kita, jaga KONSISTENSINYA
Bagian#2
HE berbasis potensi & akhlak
----------------------
Kunci utamanya: Didik diri kita dulu sblm mendidik anak-anak.
Ustadz Ferous, seorang pengembang pendidikan akhlak di Sekolah Alam, menganjurkan agar ayah bunda nya melakukan tazkiyatunnafs, agar nyambung dgn fitrah kesucian dan fitrah misi penciptaan/bakat, fitrah belajar, fitrah sunnatullah tahap perkembangan anak2nya. Karena tiap anak lahir dalam keadaan fitrah dan misi sbg khalifah, semestinya semua bekal utk menjalani misi itu telah ada sejak lahir.
Allah s.w.t sdh memberikan raw material amanah yg sangat baik. Allah tdk pernah memberikan "PRODUK GAGAL" ke penjaga amanahNya. Kita lah biasanya yg membuatnya Gagal
Bagian#3 HE berbasis potensi & akhlak
----------------------
Apakah yg dimaksud dg tazkiyatunnafs?
Tazkiyatunnafs secara sederhana dimaknakan pensucian jiwa, membersihkan hati dengan banyak mendekat, memohon ampun, menjaga/berhati2 dari hal2 yg syubhat apalagi haram/waro' kpd Allah dgn harapan keridhaan Allah swt dan agar ditambah hidayah shg fitrah nurani memancar dalam akhlak dan sikap serta kesadaran yg tinghi atas peran (tauiyatul a'la). Pendidikan anak atau generasi memerlukan ini sbg fondasi awal. Selanjutnya masalah teknis
Bagian#4 HE berbasis potensi & akhlak
----------------------
Tugas mendidik bukan menjejali "outside in", tetapi "inside out" yaitu menemani anak2 menggali dan menemukan fitrah2 baik itu shg mereka menjadi manusia seutuhnya (insan kamil) tepat ketika mencapai usia aqilbaligh. Satu2nya lembaga yg tahu betul anak2 kita, mampu telaten dan penuh cinta hanyalah rumah dimana amanah mendidik adalah peran utama ayah bundanya
Ketika anak masih usia 0-7 th & orangtua blm mempunyai prinsip mendidik yang kuat, masih gampang terpengaruh lingkungan dekat, maka kuncinya adalah HIJRAH
KOMUNIKASI merupakan kunci ketika menjelaskan hal2 yg blm bisa dilakukan ortu (saat ortu mencoba KONSISTEN menerapkan hal2 yg SEMESTINYA scr bertahap) kpd anak yg caranya hrs disesuaikan dg usia anak.
"Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dg kesungguhan itu" (Dodik Mariyanto)
Umumnya kecemasan, obsesif, banyak menuntut atau banyak memaksa atau sebaliknya, tdk konsisten (dalam arti sesuai fitrah anak, bukan obsesi ortu), tidak pede mendidik dll muncul krn kurangnya tazkiyatunnafs para ortunya shg mudah terpengaruh oleh "tuntutan atau perlakuan" yg tdk sesuai atau menciderai fitrah. Tujuan tazkiyatunnafs ortu, adalah agar kita kembali kpd kesadaran fitrah kita dgn memahami konsep pendidikan sejati sesuai fitrah.
Ketika orangtua menginginkan anaknya shalih maka ortu harus memahami konsep kesejatian/fitrah anak dan makna keshalihan sesungguhnya. Shalih adalah amal, bukan status.
Bagaimana cara u bisa KONSISTEN menjalankan hal2 yg SEMESTINYA?
Caranya adalah dg menjalankan sesuatu slm 90 hari berturut-turut, kl blm 90 hr sdh gagal, ulang dr hari ke-1.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar